Pria Juga Bisa Menangis
Memang terlihat jarang kita mengetahui seorang pria menangis. Namun tidak jarang juga seorang pria itu tidak segan-segan mengeluarkan air mata. Dari tangisannya, Anda bisa melihat kepribadian si dia atau hal yang sedang dialaminya. Menangis merupakan hal yang wajar sebagai pelampiasan emosi.

Jika dibandingkan dengan wanita, memang pria cenderung jarang menangis. Jika memang Anda menemukan pasangan atau teman pria sedang menangis, jangan salah paham dulu, jangan anggap dia cengeng dulu, tapi cobalah untuk memperhatikannya. Ada beberapa arti tangisan pria, seperti yang telah dilansir dari Shine, yakni:

Saat Menutupi Tangisan
Jika dilihat dari sudut budaya yang mengungkapkan kalau ternyata pria tidak boleh menangis. Hal tersebut membuat kebanyakan pria menutupi emosinya, bahkan ketika sedang merasa bahagia sekalipun. “Ekspresi perasaan yang ingin ditunjukkan pria dan dianggap lebih diterima justru kemarahaan dan gairah seksual”, menurut William July, PhD, penulis buku Tin Man. Walaupun seorang pria berusaha menutupi saat dia menangis, sebenarnya dia membutuhkan dukungan. Jika menurut Anda, dia lebih diam dari biasanya dan melihatnya menangis diam-diam, maka cobalah tanyakan keadaannya. Pria memang tidak suka bercerita, tetapi dia tetap membutuhkan dukungan dan kelembutan untuk menenangkan emosinya.

Dia Selalu Berusaha Tegar
Meskipun pria sedang sangat sedih, tetapi banyak yang kemudian pria menahan diri untuk tidak menangis. Pria cenderung merasa sebagai pelindung dan tidak ingin terlihat lemah dengan ketika dia menangis di depan pasangannya atau dibelakangnya atau bahkan secara diam-diam tanpa sepengetahuan orang lain. “Karena dia ingin terlihat tangguh dan jantan, perhatian utamanya adalah melindungi dan memastikan pasangannya merasa nyaman, meskipun dibalik itu dia harus menahan rasa sakit”, menurut Scott Kudia, PhD penulis buku “If This Is Love, Why Am I Unhappy?”. Karena pria sangat tidak nyaman dengan menunjukkan emosi (meskipun jarang), berarti dia akan berusaha untuk mengatasi masalah dengan keadaan enang dan tegar, serta menahan tangis. Namun, hal tersebut membuat dirinya bermasalah dalam mengekspresikan emosi, baik verbal maupun fisik. Akibatnya pria cenderung diam dalam waktu lama dan sulit diajak untuk berkomunikasi.
                            
Frustasi
Ketika sesuatu yang direncanakan dengan matang tidak berjalan dengan baik, pria bisa saja menangis. Frustasi, kecewa, marah, sedih bercampur jadi satu. “Jangan salahkan air mata pria, karena perasaannya yang sensitif,” kata George Weinberg, PhD, penulis buku Why Men Won’t Commit. Berikan pelukan hangat dan biarkan ia mengekspresikan emosinya dengan menangis. Temani hingga ia benar-benar merasa tenang. 

Tidak Sungkan Menangis
Tak masalah jika seorang pria bisa menangis dalam segala situasi emosional atau mungkin saat menonton film. Justru itu merupakan gambaran kalau dirinya adalah priabadi yang seimbang. “Itu menunjukkan ia adalah orang yang seimbang, antara sisi maskulinitas dan emosional. Kemungkinan ia bisa jadi komunikator yang baik,” menurut Scott Kudia. Pria tipe ini juga tidak bermasalah dalam menunjukkan perasaan dan emosinya. Bisa jadi ia tipe pria yang romantis dan sangat mudah diajak berbicara.

Dikisahkan ada seorang istri yang begitu mencintai suaminya. Suatu hari sang istri memberikan tantangan kepada suaminya untuk mengetahui seberapa jauh dan seberapa lama sang suami mencintai istrinya. Sang istri memberikan tantangan kepada suaminya untuk tidak hidup tanpa dirinya. Sang istri meminta kepada suaminya untuk tidak berkomunikasi diantara mereka selama sehari (24 jam).
Sang istri berkata kepada suaminya, “Papa, bila Papa bisa melewati sehari tanpa berkomunikasi dengan mama, maka mama akan mencintai papa seutuhnya dan selamanya”.

Sebuah tantangan yang mudah bagi suami dan sang suami pun menyetujui tantangannya. Dan hari tantangan tersebut pun telah dimulai, maka sang suami mulai untuk tidak sama sekali berkomunikasi, tidak sms, tidak telepon, tidak bertemu, tidak melihat dan keluar meninggalkan sang istri di rumah selama sehari (24 jam) untuk memenuhi tantangan istrinya.

Namun, tanpa diketahui yang sebenarnya bahwa istrinya hanya memiliki 24 jam untuk hidup, karena penyakit kanker yang diderita sang istri.

Keesokan harinya ketika sang suami pulang kerumah dengan rasa bangga dan senang karena telah merasa dia menang untuk melawan tantangan istrinya, akan tetapi begitu sang suami itu masuk rumah, tanpa disadari air matanya pun tiba-tiba menetes ketika melihat istrinya sudah terbaring meninggalkan dunia fana dengan surat di tangan bertuliskan, “Papa sayangku, Papa sudah berhasil, dan bisakah papa melakukan itu setiap hari ketika mama sudah tiada?,,, I Love U Papa.......”.

Deras mengalir air mata sang suami dengan memeluk istrinya yang sudah meninggal dunia, seraya meneriakkan kekecewaan sang suami telah menerima tantangan sang istrinya. Akhirnya sang suami pun harus merelakan kepergian istrinya.


Nasehat dan hikmah  yang bisa diambil dari sepenggal kisah di atas adalah:

Jangan cintai seseorang sedalam lautan, karena lautan pun bisa saja surut...
Jangan cintai seseorang sebesar dunia, karena dunia pun bisa hancur...
Cukup cintai seseorang seujung kuku, walau kecil, walau dipotong, kuku akan selalu, selalu, selalu dan selalu terus tumbuh. Begitulah CINTA seharusnya...


Seandainya telah Engkau catatkan
dia akan mejadi teman menapaki hidup
Satukanlah hatinya dengan hatiku
Titipkanlah kebahagiaan diantara kami
Agar kemesraan itu abadi


Ya Allah… ya Tuhanku yang Maha Mengasihi
Seiringkanlah kami melayari hidup ini
Ke tepian yang sejahtera dan abadi


Tetapi ya Allah…
Seandainya telah Engkau takdirkan…
…Dia bukan milikku
Bawalah ia jauh dari pandanganku
Luputkanlah ia dari ingatanku
Ambillah kebahagiaan ketika dia ada disisiku
Dan peliharalah aku dari kekecewaan
Serta ya Allah ya Tuhanku yang Maha Mengerti…
Berikanlah aku kekuatan
Melontar bayangannya jauh ke dada langit
Hilang bersama senja nan merah
Agar aku bisa berbahagia rela tanpa bersama dengannya


Dan ya Allah…
Gantikan dan  jadikan yang hilang bak angin senja
Tumbuhkanlah kembali yang telah patah bak tunas
Walaupun tidak sama dengan dirinya….


Ya Allah ya Tuhanku…
Pasrahkanlah aku dengan takdirMu
Sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan
Adalah yang terbaik buatku
Karena Engkau Maha Mengetahui
Segala yang terbaik buat hambaMu ini


Ya Allah…
Cukuplah Engkau saja yang menjadi pemeliharaku
Di dunia dan di akhirat
Dengarlah rintihan dari hambaMu yang daif ini

Jangan Engkau biarkan aku sendirian
Di dunia ini maupun di akhirat

Menjuruskan aku ke arah kemaksiatan dan kemungkaran
Maka kurniakanlah aku al awwaju shalih, seorang pasangan yang beriman
Supaya aku dan dia dapat membina kesejahteraan hidup
Ke jalan yang Engkau ridhai
Dan kurniakanlah padaku al baitu sholih, keturunan yang soleh dan solehah
Amin… Ya Rabbal ‘Alamin


Juga untuknya nanti, bahagia yang sejati.


PMII Menumbuhkan Kesadaran Kritis
20 Mei, 104 Kebangkitan Nasional
Bangkit Bersatu, Maju Indonesiaku


  •  Membuka Kembali Lembaran Sejarah
Berawal dari bangkitnya  Rasa Semangat Persatuan, Kesatuan, dan Nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia, yang selama 350 tahun sebelumnya berada pada kondisi ketertindasan Bangsa Indonesia oleh Belanda dan jepang. Ditandai dengan terjadinya dua peristiwa penting yaitu berdirinya Boedi Oetomo (20 Mei 1908) dan ikrar Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928). Masa-masa ini merupakan salah satu dampak politik etis yang mulai diperjuangkan sejak masa Multatuli (Douwes Dekker). Sampai pada tahun 1912 disusul dengan  berdirinya Partai Politik pertama Indische Partij. Bertepatan pula Haji Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam di Solo, KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah di Yogyakarta dan Dwijo Sewoyo dkk mendirikan Boemi Poetra di Magelang. Sedikit meluruskan bahwa hari kebangkitan nasional bukan berarti berawal dari terbentuknya organisasi Boedi  Oetomo, melainkan diawalai dengan berdirinya Sarekat Dagang Islam pada tahun 1905 di Pasar Laweyan, Solo. Tujuan awal berdirinya Sarekat Dagang Islam ini adalah  untuk menandingi dominasi pedagang Cina pada waktu itu. Kemudian berkembang menjadi organisasi pergerakan sehingga pada tahun 1906 berubah nama menjadi Sarekat Islam. Als ik eens Nederlander was (Andai aku orang Belanda), sebuah tulisan dari Suwardi Suryaningrat yang bertujuan untuk memprotes keras rencana pemerintah Hindia Belanda merayakan 100 tahun Belanda menjajah Indonesia. Karena itu kemudian Suwardi Suryaningrat dihukum dan diasingkan, namun beliau sampai akhirnya di Belanda karena atas pilihannya terhadap Belanda dan justru di sana beliau belajar ilmu pendidikan. Hanya yang kemudian bertepatan juga dengan tanggal 20 Mei 1908 dengan berdirinya Boedi Oetomo, ditetapkan pula tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

  •   Hari Kebangkitan Nasional,  Milik Siapa?
Ada yang mengatakan the failed state (negara gagal), the vampire state (negara drakula penghisap darah rakyat), the envelope country (negara amplop), negeri sejuta markus dan julukan-julukan menjijikkan lainnya. Setiap 20 Mei seringkali bahkan menjadi rutinitas tahunan memperingati Hari Kebangkitan Nasional. Harusnya, dengan memperingati berarti itu membuktikan bahwa bangsa Indonesia telah mempertahankan kembali rasa semangan persatuan, nasionalisme, dan kesadaran akan kemerdekaan bangsa ini. Dengan itu nantinya bangsa ini akan mampu terus axis dalam mempertahankan kemerdekaan yang hakiki. Namun, fakta lebih kuat berbicara, secara kemanusiaan bangsa Indonesia sebenarnya adalah belum merdeka secara hakiki. Terbukti ketika semakin maraknya budaya liberalis kapitalis, hedonis, instan, yang mana kesemua itu adalah sebuah penjajahan tersamar dari orang-orang kapitalis mengalir melalui kran-kran kecil pemerintahan berdalih dewa penolong, yang pada akhirnya Rakyat yang menjadi korban. Mayoritas kekayaan alam Indonesia masih dikuasai oleh oarang asing. Penguasa – penguasa Cina masih banyak di negeri ini. Masih seringkalinya terjadi ketimpangan baik di ranah ekonomi, budaya, sosial, pendidikan dan lainnya. Secara esensi ini sudah terbukti bangsa ini masih perlu dibangkitkan kembali dari ketidak sadarannya. Menjadi jelaskan, jika kerap terlontarkan pertanyaan, “20 Mei, Kebangkitan siapa???” 

  •   Pentingnya Menumbuhkan Kesadaran Berbasis Kritis Transformatif
Seiring dengan gencarnya arus globalisasi dan modernisasi, budaya hedonis, pragmatis, dan instanisme ternyata semakin menjadi gejala yang nyata di kalangan generasi muda bangsa. Hal ini kemudian berimbas pada gerakan mahasiswa secara umum di indonesia. Faktanya, saat ini semakin hilangnya identitas mereka, yang dulunya mereka sebagai kaum intelektual yang lantang meneriakkan dan memperjuangkan aspirasi-aspirasi kelompok lemah dan terlemahkan. Ditambah lagi dengan semakin banyaknya pembangunan yang serba instan di mana-mana, baik dalam wilayah ekonomi ataupun wilayah pendidikan, indikasinya hal tersebut telah mematikan daya kritis mahasiswa, sehingga tidak heran kalau kemudian mahasiswa menjalani proses pendidikan meraka seperti layaknya menjalani rutinitas tahunan mereka. Di wilayah ekonomi, ini terbukti dengan sering kali naiknya harga  BBM dan masa transisi baik lingkup nasional maupun lokal itu sendiri menuju demokrasi. Realitas ini menyebabkan carut marutnya kondisi yang terjadi pada semua level kehidupan di Indonesia pada umumnya. Salah satu dampak yang nyata adalah dalam bidang pendidikan dengan mahalnya biaya pendidikan yang mana indikasi dari prosentase kenaikan tersebut sangat terasa di bidang pendidikan terutama pada level Perguruan Tinggi, utamanya pada Perguruan Tinggi Swasta. Akhirnya Pergururan Tinggi Negeri menjadi alternatif bagi sebagian besar calon mahasiswa/i. Hal inilah kemudian menjadi penyebab mengapa persaingan untuk masuk Perguruan Tinggi Negeri juga menjadi sangat ketat.

Pemerintahpun sudah tidak mampu berbuat apa lagi, malah menjadi saluran-saluran masuknya penjajahan berdalih pembangunan dan kemajuan. Sehingga pada dasarnya, benar jika dikatakan masyarakat Indonesia adalah belum merdeka, karena pada hakikatnya eksistensi kemanusiaan orang Indonesia telah tercabut dari kesadaran dan kebebasan mereka sendiri. Maka tidak heran pula lagi jika masyarakat Indonesia yang sampai hari ini telah menjadi pengontrak dirumahnya sendiri, dikarenakan hampir semua sumber daya alam Indonesia telah tergadaikan dengan iming-iming modernisasi investor asing. Karena itulah  diperlukannya proses pembebasan kembali kesadaran warga Indonesia terutama generasi muda bangsa terhadap identitas diri mereka agar kedepannya tidak perlu lagi sakit hati akibat  penjajahan tersamar yang berdalih dewa penolong tersebut. Membangun nalar kritis dirasa merupakan jalan utama, agar masyarakat sadar atas kondisi realitas bangsa Indonesia, hingga akhirnya terwujud sebuah masyarakat yang berdaya, bebas, merdeka, mandiri dan sejahtera.


keperpihakan kaum intelektual terhadap kaum lemah dan terlemahkan adalah mutlak, maka tidak ada jalan bagi mereka untuk menggunakan nalar kritis mereka demi terwujudnya sebuah transformasi sosial yang humanis

PMII sebagai salah satu gerakan yang terus melakukan transformasi sosial demi terwujudnya sebuah idealisme masyrakat yang berlandaskan nilai-nilai ke-Islaman dan ke-Indonesiaan. Dirasa sudah selayaknya PMII semakin meneguhkan posisinya dikancah pergolakan sejarah bangsa Indonesia, serta dengan continuitas perlu mengadakan proses pengkaderan baik secara kultural maupun struktural, agar tercipta kaum intelektual yang sadar dan bernalar kritis transformatif untuk meneruskan perjuangannya.

Salam Pergerakan!
Untukmu Satu Tanah Airku, Untukmu Satu Keyakinanku.


Dzikir Fikir Amal Sholih


Doa perempuan lebih makbul daripada lelaki karena sifat penyayangnya yang lebih kuat daripada lelaki. Ketika ditanya kepada Rasulullah akan hal tersebut, jawab baginda, “Ibu lebih penyayang daripada bapak dan doa orang
yang penyayang tidak akan sia-sia”.
                                                                     
WANITA ISTIMEWA, SEMUA WANITA CANTIK, APANYA? TANYA KENAPA?
                 
Ada seorang anak laki-laki bertanya kepada ibunya “mengapa engkau menangis??” “Karena aku wanita” kata sang ibu kepada anaknya. “Aku tidak mengerti” anak laki-laki itu menambahi. Sang ibu memeluk dan berkata kepada anaknya “Dan kamu tidak akan pernah mengerti”. Dengan perlahan anak laki-laki tersebut melepaskan diri dari pelukan ibunya seraya bertanya kepada Ayahnya. "Mengapa ibu menangis tanpa ada alasan?".  "Semua wanita menangis tanpa ada alasan," hanya itu yang dikatakan ayah pada anaknya. Anak laki-laki itu tumbuh dan menjadi seorang laki-laki dewasa, dan tetap merasa heran mengapa wanita menangis. Akhirnya dia menelepon Tuhan, dan ketika sudah terhubung, dia bertanya, "Tuhan, mengapa wanita begitu mudah menangis? "Tuhan berkata "Aku menciptakan wanita istimewa. Aku menciptakan baginya bahu yang kuat untuk memikul beban dunia, tapi begitu lembut sehingga dapat memberikan kenyamanan". "Aku memberinya kekuatan untuk melahirkan dan menahan penolakan yang kerap muncul dari anak-anaknya". "Aku memberinya keteguhan yang membuatnya dapat tetap bertahan di saat semua orang sudah menyerah, dan tetap memperhatikan keluarganya tanpa mengeluh saat sedang lelah maupun sakit". "Aku memberinya kepekaan untuk mencintai anak-anaknya dalam keadaan apapun, meskipun mereka menyakitinya". "Aku memberinya kekuatan untuk bisa memaklumi kesalahan-kesalahan suaminya, menciptakannya dari tulang rusuk suaminya untuk melindungi hatinya". "Aku memberinya kearifan untuk mengetahui bahwa seorang suami yang baik tidak akan pernah menyakiti istrinya, tetapi kadang-kadang menguji kekuatan dan ketetapan hatinya untuk tetap teguh mendampingi suaminya". "Dan akhirnya, Aku memberinya air mata untuk dicurahkan. Ini khusus miliknya untuk digunakan kapanpun diperlukan". "Kau lihat: Kecantikan seorang wanita tidak terletak pada pakaian yang dikenakannya, penampilan fisiknya, atau cara dia menyisir rambutnya". "Kecantikan seorang wanita dapat dilihat melalui matanya, karena mata adalah pintu menuju hatinya, tempat dimana cinta bersemayam."

SUKAILAH MENULIS

Menulis bisa membuat gila?
Menulis membosankan?
Atau bingung mau nulis apa?
Banyak orang yang mengatakan kalau menulis dianggap membosankan. Buang waktu hanya untuk sebuah tulisan yang nantinya belum tentu dibaca, disukai atau dinikmati orang lain. Boleh saja berpendapat seperti itu karena setiap manusia memiliki kepentingan dan keinginan yang sendiri-sendiri dan berbeda dengan menulis. Mereka yang telah menganggap menulis itu tidak penting, saya mohon untuk sekarang berfikir dan berfikir lebih dalam dan lebih dalam lagi terkat  apa arti tulisan dan mengapa banyak orang menulis bahkan bisa menulis. Jawabannya memang berbeda-beda, mulai dari sekedar hobi, pengembangan bakat, mengekspresikan pikiran dan perasaan, tuntutan pekerjaan dan ada jawaban yang paling “menjual” bisa mempengaruhi dan mengubah pikiran orang lain atau menginspirasi orang lain. Lalu apa sebenarnya yang menarik dari kegiatan menulis? Adakah manfaat menulis untuk kita?
MENULISLAH!!!
Selama Anda tidak Menulis,
engkau akan hilang dari pusaran sejarah
-Pramoeddyaananla tour-

Manfaat Menulis
Praktis,  berdasarkan praktik, apa yang kita alami bisa tertuang secara mudah dan senang. Dan disinilah kita akan mampu membedakan mana antara kebutuhan dan keinginan. Catatlah.
Psikologis, secara psikologis menulis bisa membuat kita sehat bahkan membuata kita mampu mengontrol diri. Melepaskan segala persoalan hidup. Siapa saja yang sedang GALAU, sedang bermasalah, TULISLAH persoalan anda! Dan akan menjadi cerita di masa yang akan datang.
Metodologis, menulispun ternyata akan melatih kita untuk berfikir metodologis,melatih kita berfikir secara teratur  untuk melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan yangg dikehendaki, bahkan untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yg ditentukan .
Filosofis, berdasarkan filsafat, dalam artian melatih kita untuk berfikir lebih dalam lagi tentang sesuatu.
Pendidikan, secara langsung menulis akan mempengaruhi kita untuk melakukan proses belajar. Maka sesering kali kita menulis, sesering itu pula kita telah melakukan proses belajar.
Ekonomis, yang mungkin lebih menarik adalah bagaimana menulis mampu memberi penghidupan.
Seseorang akan merasakan keunikan dari kegiatan menulis ketika kita mampu menikmati kegiatan itu ( mungkin saya termasuk orang yang sangat menikmati kegiatan menulis). Keunikan pertama adalah bisa memuaskan batin bahkan memberikan pengaruh bagi pola hidup si penulis.  Secara aktivitas, menulis memang membutuhkan waktu yang kadang-kadang tak sedikit, bisa berjam-jam, berhari-hari, berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Apalagi jika tulisan yang dibuat bersifat riset ilmiah atau sebuah discovery, waktu yang dibutuhkan bisa bertahun-tahun. Tetapi, proses itu akan terasa begitu berharga ketika hasil itu diapresiasi dan memberi banyak manfaat bagi diri sendiri khususnya dan semua orang pada umumnya. Sebuah kepuasan yang tidak terbeli dengan tidak  ternilai material. Kepuasan batin ini akan memberikan pengaruh positif terhadap kondisi mental si penulis. Misalnya, bisa memotivasi kreativitas dan rasa percaya dirinya untuk menghasilkan tulisan yang lebih baik.
Menulis membuat orang GILA
Keunikan lain dari  menulis adalah bisa membuat orang gila. Gila disini adalah gila membaca dan gila pengetahuan. Karena seseorang ketika menulis itu pasti membutuhkan ide, masalah dan tujuan. Demi mengasah imajinasi untuk menemukan ide-ide gila dan mengembangkan cerita pada tulisannya, kita akan rela untuk gila membaca dan gila pengetahuan. Orang juga bisa segila mungkin menggali pengalaman individual dan sosial untuk menemukan masalah serta data-data pendukung tulisan, memiliki semangat, kemauan dan strategi yang gila untuk menuangkan ide, merumuskan dan mencapai tujuan dari tulisannya bahkan menjadi gila kerja untuk menghasilkan karya yang luar biasa.
Ada yang lebih unik lagi dari menulis
Sejumlah orang yang harus menulis terlebih dahulu agar ia bisa tertidur. Ini membuktikan adanya koneksi antara kepuasan hati dengan ketenangan pikiran dengan mengekspresikan dorongan hasrat dan imajinya. Karena itu saya tegaskan bahwa menulis itu bisa membuat gila, maksudnya adalah menggilai aktivitas itu sendiri.
Tips dan trik mudah menulis bagi pemula
Menulis ? anda masih binging untuk menulis? Sekalian saya beri tahu tips dan trik buat para pemula. Buat teman-teman yang masih bingung mau menulis, bingung memulai untuk menulis, obatnya adalah 3N.
Apa 3N itu?
Niteni,  banyak orang yang benar sudah ahli dalam hal menulis, lihatlah dan simaklah bagaimana mereka bisa menulis.
Nerokne, dalam aartian bukan 100% meniru atau njiplak (copy-paste), akan tetapi tirulah bagaimana seseorang yang ahli menulis bisa menulis, meniru dari tulisan orang lain dalam hal substansial, artinya bacalah dan tuangkanlah dalam bahasa anda sendiri.
Ngembangne, memang awalnya anda sedikit mengadopsi dan meniru karya orang lain, namun alangkah baiknya kalau juga anda kembangkan sendiri tulisannya. Dan akhirnya anda akan terbiasa mengembangkan tulisan dengan menemukan jargon-jargon sebagai kunci utama.
Anda tidak percaya?? Silahkan anda coba sendiri!
“Setiap diri kita adalah penulis untuk diri dan kehidupan kita karena hanya kita yang benar-benar mengerti siapa diri kita”
Ditulis Oleh : M. Zainudin
PGMI 6B STAIN Tulungagung
Seusai mendapat matakuliah jurnalistik Oleh Dr. Ainun Na’im
Jum’at 20 April 2012

ARUS FEMINISME
AKANKAH BERTAHAN DI INDONESIA
Refleksi Hari Kartini



"jangan sampai salah paham, salah tafsir terhadap arti EMANSIPASI WANITA"

Aliran
Feminisme liberal

Apa yang disebut sebagai Feminisme Liberal ialah terdapat pandangan untuk menempatkan perempuan yang memiliki kebebasan secara penuh dan individual. Aliran ini menyatakan bahwa kebebasan dan kesamaan berakar pada rasionalitas dan pemisahan antara dunia privat dan publik. Setiap manusia -demikian menurut mereka- punya kapasitas untuk berpikir dan bertindak secara rasional, begitu pula pada perempuan. Akar ketertindasan dan keterbelakngan pada perempuan ialah karena disebabkan oleh kesalahan perempuan itu sendiri. Perempuan harus mempersiapkan diri agar mereka bisa bersaing di dunia dalam kerangka "persaingan bebas" dan punya kedudukan setara dengan lelaki.
Feminis Liberal memilki pandangan mengenai negara sebagai penguasa yang tidak memihak antara kepentingan kelompok yang berbeda yang berasl dari teori pluralisme negara. Mereka menyadari bahwa negara itu didominasi oleh kaum Pria, yang terlefleksikan menjadi kepentingan yang bersifat “maskulin”, tetapi mereka juga menganggap bahwa negara dapat didominasi kuat oleh kepentiangan dan pengaruh kaum pria tadi. Singkatnya, negara adalah cerminan dari kelompok kepentingan yang memeng memiliki kendali atas negara tersebut. Untuk kebanyakan kaum Liberal Feminis, perempuan cendrung berada “di dalam” negara hanya sebatas warga negara bukannya sebagai pembuat kebijakan. Sehingga dalam hal ini ada ketidaksetaraan perempuan dalam politik atau bernegara. Pun dalam perkembangan berikutnya, pandangan dari kaum Feminist Liberal mengenai “kesetaraan” setidaknya memiliki pengaruhnya tersendiri terhadap perkembangan “pengaruh dan kesetaraan perempuan untuk melakukan kegiatan politik seperti membuat kebijakan di sebuah negara”.
Tokoh aliran ini adalah Naomi Wolf, sebagai "Feminisme Kekuatan" yang merupakan solusi. Kini perempuan telah mempunyai kekuatan dari segi pendidikan dan pendapatan, dan perempuan harus terus menuntut persamaan haknya serta saatnya kini perempuan bebas berkehendak tanpa tergantung pada lelaki.
Feminisme liberal mengusahakan untuk menyadarkan wanita bahwa mereka adalah golongan tertindas. Pekerjaan yang dilakukan wanita di sektor domestik dikampanyekan sebagai hal yang tidak produktif dan menempatkab wanita pada posisi sub-ordinat. Budaya masyarakat Amerika yang materialistis, mengukur segala sesuatu dari materi, dan individualis sangat mendukung keberhasilan feminisme. Wanita-wanita tergiring keluar rumah, berkarier dengan bebas dan tidak tergantung lagi pada pria.
Akar teori ini bertumpu pada kebebasan dan kesetaraaan rasionalitas. Perempuan adalah makhluk rasional, kemampuannya sama dengan laki-laki, sehingga harus diberi hak yang sama juga dengan laki-laki. Permasalahannya terletak pada produk kebijakan negara yang bias gender. Oleh karena itu, pada abad 18 sering muncul tuntutan agar prempuan mendapat pendidikan yang sama, di abad 19 banyak upaya memperjuangkan kesempatan hak sipil dan ekonomi bagi perempuan, dan di abad 20 organisasi-organisasi perempuan mulai dibentuk untuk menentang diskriminasi seksual di bidang politik, sosial, ekonomi, maupun personal. Dalam konteks Indonesia, reformasi hukum yang berprerspektif keadilan melalui desakan 30% kuota bagi perempuan dalam parlemen adalah kontribusi dari pengalaman feminis liberal.
Feminisme radikal
Trend ini muncul sejak pertengahan tahun 1970-an di mana aliran ini menawarkan ideologi "perjuangan separatisme perempuan". Pada sejarahnya, aliran ini muncul sebagai reaksi atas kultur seksisme atau dominasi sosial berdasar jenis kelamin di Barat pada tahun 1960-an, utamanya melawan kekerasan seksual dan industri pornografi. Pemahaman penindasan laki-laki terhadap perempuan adalah satu fakta dalam sistem masyarakat yang sekarang ada. Dan gerakan ini adalah sesuai namanya yang "radikal".
Feminis Liberal memilki pandangan mengenai negara sebagai penguasa yang tidak memihak antara kepentingan kelompok yang berbeda yang berasl dari teori pluralisme negara. Mereka menyadari bahwa negara itu didominasi oleh kaum Pria, yang terlefleksikan menjadi kepentingan yang bersifat “maskulin”, tetapi mereka juga menganggap bahwa negara dapat didominasi kuat oleh kepentiangan dan pengaruh kaum pria tadi. Singkatnya, negara adalah cerminan dari kelompok kepentingan yang memeng memiliki kendali atas negara tersebut. Untuk kebanyakan kaum Liberal Feminis, perempuan cendrung berada “di dalam” negara hanya sebatas warga negara bukannya sebagai pembuat kebijakan sehingga dalam hal ini ada ketidaksetaraan perempuan dalam politik atau bernegara. Pun dalam perkembangan berikutnya, pandangan dari kaum Feminist Liberal mengenai “kesetaraan” setidaknya memiliki pengaruhnya tersendiri terhadap perkembangan “pengaruh dan kesetaraan perempuan untuk melakukan kegiatan politik seperti membuat kebijakan di sebuah negara”.

Aliran ini bertumpu pada pandangan bahwa penindasan terhadap perempuan terjadi akibat sistem patriarki. Tubuh perempuan merupakan objek utama penindasan oleh kekuasaan laki-laki. Oleh karena itu, feminisme radikal mempermasalahkan antara lain tubuh serta hak-hak reproduksi, seksualitas (termasuk lesbianisme), seksisme, relasi kuasa perempuan dan laki-laki, dan dikotomi privat-publik. "The personal is political" menjadi gagasan anyar yang mampu menjangkau permasalahan prempuan sampai ranah privat, masalah yang dianggap paling tabu untuk diangkat ke permukaan. Informasi atau pandangan buruk (black propaganda) banyak ditujukan kepada feminis radikal. Padahal, karena pengalamannya membongkar persoalan-persoalan privat inilah Indonesia saat ini memiliki Undang Undang RI no. 23 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (UU PKDRT).

Feminisme post modern
Ide Posmo - menurut anggapan mereka - ialah ide yang anti absolut dan anti otoritas, gagalnya modernitas dan pemilahan secara berbeda-beda tiap fenomena sosial karena penentangannya pada penguniversalan pengetahuan ilmiah dan sejarah. Mereka berpendapat bahwa gender tidak bermakna identitas atau struktur sosial.
Feminisme anarkis
Feminisme Anarkisme lebih bersifat sebagai suatu paham politik yang mencita-citakan masyarakat sosialis dan menganggap negara dan sistem patriaki-dominasi lelaki adalah sumber permasalahan yang sesegera mungkin harus dihancurkan.
Feminisme Marxis
Aliran ini memandang masalah perempuan dalam kerangka kritik kapitalisme. Asumsinya sumber penindasan perempuan berasal dari eksploitasi kelas dan cara produksi. Teori Friedrich Engels dikembangkan menjadi landasan aliran ini—status perempuan jatuh karena adanya konsep kekayaaan pribadi (private property). Kegiatan produksi yang semula bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sendri berubah menjadi keperluan pertukaran (exchange). Laki-laki mengontrol produksi untuk exchange dan sebagai konsekuensinya mereka mendominasi hubungan sosial. Sedangkan perempuan direduksi menjadi bagian dari property. Sistem produksi yang berorientasi pada keuntungan mengakibatkan terbentuknya kelas dalam masyarakat—borjuis dan proletar. Jika kapitalisme tumbang maka struktur masyarakat dapat diperbaiki dan penindasan terhadap perempuan dihapus.
Kaum Feminis Marxis, menganggap bahwa negara bersifat kapitalis yakni menganggap bahwa negara bukan hanya sekadar institusi tetapi juga perwujudan dari interaksi atau hubungan sosial. Kaum Marxis berpendapat bahwa negara memiliki kemampuan untuk memelihara kesejahteraan, namun disisi lain, negara bersifat kapitalisme yang menggunakan sistem perbudakan kaum wanita sebagai pekerja.
Feminisme sosialis
Sebuah faham yang berpendapat "Tak Ada Sosialisme tanpa Pembebasan Perempuan. Tak Ada Pembebasan Perempuan tanpa Sosialisme". Feminisme sosialis berjuang untuk menghapuskan sistem pemilikan. Lembaga perkawinan yang melegalisir pemilikan pria atas harta dan pemilikan suami atas istri dihapuskan seperti ide Marx yang menginginkan suatu masyarakat tanpa kelas, tanpa pembedaan gender.
Feminisme sosialis muncul sebagai kritik terhadap feminisme Marxis. Aliran ini hendakmengatakan bahwa patriarki sudah muncul sebelum kapitalisme dan tetap tidak akan berubah jika kapitalisme runtuh. Kritik kapitalisme harus disertai dengan kritik dominasi atas perempuan. Feminisme sosialis menggunakan analisis kelas dan gender untuk memahami penindasan perempuan. Ia sepaham dengan feminisme marxis bahwa kapitalisme merupakan sumber penindasan perempuan. Akan tetapi, aliran feminis sosialis ini juga setuju dengan feminisme radikal yang menganggap patriarkilah sumber penindasan itu. Kapitalisme dan patriarki adalah dua kekuatan yang saling mendukung. Seperti dicontohkan oleh Nancy Fraser di Amerika Serikat keluarga inti dikepalai oleh laki-laki dan ekonomi resmi dikepalai oleh negara karena peran warga negara dan pekerja adalah peran maskulin, sedangkan peran sebagai konsumen dan pengasuh anak adalah peran feminin. Agenda perjuangan untuk memeranginya adalah menghapuskan kapitalisme dan sistem patriarki. Dalam konteks Indonesia, analisis ini bermanfaat untuk melihat problem-problem kemiskinan yang menjadi beban perempuan.
Feminisme postkolonial
Dasar pandangan ini berakar di penolakan universalitas pengalaman perempuan. Pengalaman perempuan yang hidup di negara dunia ketiga (koloni/bekas koloni) berbeda dengan prempuan berlatar belakang dunia pertama. Perempuan dunia ketiga menanggung beban penindasan lebih berat karena selain mengalami pendindasan berbasis gender, mereka juga mengalami penindasan antar bangsa, suku, ras, dan agama. Dimensi kolonialisme menjadi fokus utama feminisme poskolonial yang pada intinya menggugat penjajahan, baik fisik, pengetahuan, nilai-nilai, cara pandang, maupun mentalitas masyarakat. Beverley Lindsay dalam bukunya Comparative Perspectives on Third World Women: The Impact of Race, Sex, and Class menyatakan, “hubungan ketergantungan yang didasarkan atas ras, jenis kelamin, dan kelas sedang dikekalkan oleh institusi-institusi ekonomi, sosial, dan pendidikan.”
Feminisme Nordic
Kaum Feminis Nordic dalam menganalisis sebuah negara sangat berbeda dengan pandangan Feminis Marxis maupun Radikal.Nordic yang lebih menganalisis Feminisme bernegara atau politik dari praktik-praktik yeng bersifat mikro. Kaum ini menganggap bahwa kaum perempuan “harus berteman dengan negara” karena kekuatan atau hak politik dan sosial perempuan terjadi melalui negara yang didukung oleh kebijakan sosial negara.
TOKOH DALAM FEMINISME
1. Foucault
Meskipun ia adalah tokoh yang terkenal dalam feminism, namun Foucault tidak pernah membahas tentang perempuan. Hal yang diadopsi oleh feminism dari Fault adalah bahwa ia menjadikan ilmu pengetahuan “dominasi” yang menjadi miliki kelompok-kelompok tertentu dan kemudian “dipaksakan” untuk diterima oleh kelompok-kelompok lain, menjadi ilmu pengetahuan yang ditaklukan. Dan hal tersebut mendukung bagi perkembangan feminism.
2. Naffine (1997:69)
Kita dipaksa “meng-iya-kan” sesuatu atas adanya kuasa atau power Kuasa bergerak dalam relasi-relasi dan efek kuasa didasarkan bukan oleh orang yang dipaksa meng “iya”kan keinginan orang lain, tapi dirasakan melalui ditentukannya pikiran dan tingkah laku. Dan hal ini mengarah bahwa individu merupakan efek dari kuasa.
3. Derrida (Derridean)
Mempertajam fokus pada bekerjanya bahasa (semiotika) dimana bahasa membatasi cara berpikir kita dan juga menyediakan cara-cara perubahan. Menekankan bahwa kita selalu berada dalam teks (tidak hanya tulisan di kertas, tapi juga termasuk dialog sehari-hari) yang mengatur pikiran-pikiran kita dan merupakan kendaraan untuk megekspresikan pikiran-pikiran kita tersebut. Selain itu juga penekanan terhdap dilakukanya “dekonstruksi” terhadap kata yang merupakan intervensi ke dalam bekerjanya bahasa dimana setelah melakukan dekonstruksi tersebut kita tidak dapat lagi melihat istilah yang sama dengan cara yang sama.


Di Indonesia
Beberapa aktivis perempuan Indonesia memberi status ontologik feminisme dengan memandang Islam sebagai hambatan emansipasi perempuan. Fenomena ini mudah diduga, karena pandangan bahwa Islam sebagai factor yang melegimitasi dominasi laki-laki atas perempuan, diwarisi oleh jalan fikiran Kartini yang diadopsi dari pemahaman makna, symbol-simbol social di lingkungannya, dipadukan dengan ‘mode’ masyarakat Eropa pada periode feminism ‘klasik’. Ide-ide feminisme yang berasal dari ‘pencerahan’ yang memiliki keyakinan tentang perlunya membebaskan individu dari tekanan kekuasaan dan agama.


sekali lagi ditegaskan,,jangan sampai salah paham, salah tafsir terhadap arti EMANSIPASI WANITA