Showing posts with label Universal. Show all posts
Showing posts with label Universal. Show all posts

http://zaynunaddin.blogspot.co.id/

Sosok yang sering dan paling disorot masyarakat adalah Aparatur Sipil Negara (ASN). Keberadaan para abdi negara ini akan lebih nampak jelas lagi di tengah-tengah masyarakat dengan melalui seragam dinas Aparatur Sipil Negara (ASN) yang dikenakannya. Tidak hanya itu, melalui seragam ASN tersebut akan lebih terlihat lagi dalam hal kinerja dan kedisiplinan kerja mereka. Karena, selama ini banyak para pegawai-pegawai atau ASN nakal yang berkeliaran di jam kerja. Baik itu keluyuran di swalayan, belanja ke pasar, mall dan berbagai tempat yang seharusnya tidak mereka kunjungi pada jam kerja.

Berbicara mengenai seragam dinas ASN, bahwa seragam dinas ASN tersebut sangat penting dalam menjalin komunikasi dengan masyarakat. Karena apa, secara tidak langsung seragam ini akan melaporkan para abdi Negara atau tindakan para PNS-PNS nakal. Kurang disiplinnya ASN di Indonesia merupakan penyakit lama dan merambah di seluruh instansi. Sebagai contoh, adanya yang telat masuk kerja, berkeliaran di jam kerja untuk urusan pribadi, sampai pulang kerja lebih awal dan lain-lain. Meskipunsudah jelas bahwa pelanggaran disiplin kerja pegawai yang sudah tercatat dalam PP Nomor 53 tahun 2010 ini dapat diantisipasi melalui sergam dinas yang jelas, tegas, dan bersanksi jika ada yang melanggarnya.

Masih berbicara mengenai seragam dinas. Tidak hanya sekedar wacana, nampaknya akan segera terealisasikan, yaitu tentang seragam PUTIH HITAM. Seragam dinas dengan motif HITAM PUTIH atau ada yang bilang seragam ala Jokowi. Ini wajah baru yang muncul dari kebiasaan presiden dari kota Solo tersebut yang sering kali mengenakan baju putih lengan panjang (meskipun dilipat juga,,,,hehehe) dan bawahan celana hitam panjang sebagai seragam kerjanya. Itupun sudah ada yang mengikutinya dari kalangan kementerian. 
http://zaynunaddin.blogspot.co.id/

Kenapa harus PUTIH HITAM? Alasannya puith merupakan lambing kesucian. Artinya PNS itu harus suci dari tindakan korupsi dan tindakan negatif lainnya. Agar tidak terlihat terlalu birokratif dan biar terlihat memasyarakat dalam melayani atau dalam bertugas, (what??kenapa gak pakai seragam yang motif kotak-kotak sekalian, atau pakai seragam petani sekalian, trus naik becak).

Selanjutnya, tidak hanya PNS saja, mereka para tenaga honorer pun ikut menggunakan kebijakan tersebut. Namun pada kenyataannya, kondisi ini justru menimbulkan polemik. Banyak  sekali yang beranggapan bahwa PUTIH HITAM menjadi seragam yang lucu (culun…dlm bahasa alainya, hehe). Apalagi dan terutama bagi PNS yang sering dinas di lapangan, bayangkan saja bagaimana penampakan mereka jika pakai seragam PUTIH HITAM!(jadi ingat masa-masa TPQ dulu, hehe). Anggapan lain bahwa warna putih itu jelas sangat mudah kotor. Selain itu, seragam PUTIH HITAM hanya pada pagi hari saja Nampak rapi atau kesan rapinya. Kalau sudah bekerja seharian, pasti keringat tidak bisa dihindari hingga menyebabkan kotor pada pakaian. Apalagi mereka-mereka pegawai yang dalam kerjanya tidak menggunakan fasilitas AC di kantornya.
http://zaynunaddin.blogspot.co.id/

Pada sudut pandang lain,  justru memberikan kelonggaran bagi mereka yang sering membolos,  dikarenakan mengapa, seragam PUTIH HITAM sebenarnya malah tidak akan memperlihatkan betul  bahwa mereka ASN atau abdi Negara atau PNS. Mungkin bisa jadi mereka akan dianggap masyarakat sebagai  karyawan-karyawan training, atau sales dan orang habis mengikuti ospek  yang menggunakan seragam PUTIH HITAM. Oleh karena itu, justru dengan digunakannya seragam PUTIH HITAM ini akan menjadi terobosan mudah bagi PNS nakal untuk beraksi, betul tidak? Bagaimana menurut anda??

Pertanyaannya sekarang adalah PENTINGKAH MENGGUNAKAN SERAGAM DINAS BARU????

Sebenarnya Esensi kualitas kerja mereka para ASN atau para abdi Negara bukanlah terletak dan terlihat pada seragamnya, akan tetapi dilihat dari pada kesungguhannya yang diterapkan dalam kinerjanya sehingga memperoleh hasil maksimal. Seragam dinas itu penting, namun yang lebih penting itu dalah kualitas kinerjanya. Kesungguhan  kinerjanya bisa dilacak dan dikontrol melalui diperketatnya dan seriusnya dalam hal  pengawasan. Seragam memang sangat memberikan  peran, tetapi bukan peran dominan atau dalam kata lain bahwa seragam itu tidak memberi peran terhadap profesionalisme para ASN. Oleh karena itu, sangat penting adanya peningkatan kesadaran masing-masing tupoksi. 

Kesimpulannya adalah kualitas kinerja mereka bukan seragam mereka. Kualitas kinerja yang baik untuk memberikan pelayanan prima, sehingga ASN sudah pasti harus disiplin. Namun pemimpin menjadi teladan bagi kedisiplinan pegawainya. Karena itu pemimpin yang taat dan disiplin akan memberikan pengaruh baik bagi pegawainya. Mereka akan merasa segan dan hormat terhadap atasannya jika atasannya atau pemimpinnya juga taat. Selain pemimpin yang taat, juga harus non-otoritas, sebab, selain menimbulkan rasa hormat, Pemimpin disiplin yang dekat dengan bawahannya  akan memperbaiki kualitas kinerja pegawai dalam rangkaian jajaran kepegawaian. Jadi, bagaimana seragam PUTIH HITAM nantinya? Kita tunggu saja kapan diberlakukannya.
http://zaynunaddin.blogspot.co.id/

Siapa yang tidak suka dengan kopi. Salah satu minuman ini begitu digemari pria maupun wanita. Bukan hanya aromanya yang tajam dan menggoda, namun kopi sering kali menjadi minuman peredam kantuk sekaligus penambah energi. Jika dikonsumsi dalam jumlah tepat, kopi memiliki manfaat baik bagi kesehatan tubuh. Berikut beberapa manfaat sehat yang bisa didapat dari secangkir kopi:

(1) Bagi seorang wanita, mengonsumsi kopi pada pagi hari menurunkan risiko depresi. Sebuah penelitian yang dipimpin oleh peneliti dari Harvard School of Public Health menemukan bahwa risiko depresi 20 persen lebih rendah pada wanita peminum kopi.

(2) Aroma kopi bisa membangunkan kita dari tidur. Hasil sebuah studi yang dilakukan peneliti dari Seoul National University 2008 lalu telah membuktikannya.

(3) Bisa mengatasi disfungsi ereksi. Jika Anda adalah seorang pria peminum kopi setara 2–3 cangkir setiap hari, ada kabar baik bagi Anda. Pria yang meminum kopi antara 85–170 mg kafein per hari, 42 persen lebih rendah terkena disfungsi ereksi.

(4) Minumlah kopi sekitar pukul 10.00 pagi. Meminum kopi sesaat setelah bangun tidur memang tidak masalah, tetapi lebih baik kita menunggu beberapa saat setelah kadar kortisol, yaitu hormon yang berhubungan dengan stres, benar-benar turun.

(5) Kopi menurunkan risiko penyakit alzheimer. Orang yang minum 3-5 cangkir kopi sehari memiliki risiko alzheimer 20 persen lebih kecil dibanding yang tidak, begitu hasil penelitian 2014 Alzheimer Europe Annual Congress.

(6) Kopi sebagai penambah stamina. “Studi menunjukkan bahwa kafein dalam kopi dapat meningkatkan ketahanan fisik dan stamina,” ujar Molly Kimball, pakar diet di New Orleans, kepada Shape.com.



Sumber: http://health.kompas.com/read/2015/06/12/083000923/6.Fakta.Sehat.Tentang.Kopi
Kita tidak boleh berhenti bermain karena tua. Kita menjadi tua karena berhenti bermain. Hanya ada empat rahasia untuk tetap awet muda, tetap menemukan humor setiap hari. Kamu harus mempunyai mimpi. Bila kamu kehilangan mimpi-mimpimu, kamu mati. Ada banyak sekali orang yang berjalan di sekitar kita yang mati namun mereka tidak menyadarinya. Sungguh, jauh berbeda antara menjadi tua dan menjadi dewasa. Bila kamu berumur Sembilan belas tahun dan berbaring di tempat tidur selama setahun, tidak melakukan apa-apa, kamu akan tetap berubah menjadi dua puluh tahun. Bila saya berusia delapan puluh tujuh tahun dan tinggal di tempat tidur selama setahun dan tidak melakukan apa-apa, saya tetap akan menjadi delapan puluh delapan tahun. Setiap orang pasti menjadi tua. Itu tidak membutuhkan suatu keahlian atau bakat. Tetapi berbeda dengan menjadi dewasa. Tumbuhlah dewasa dengan selalu mencari kesempatan dalam perubahan. Jangan pernah menyesal. Orang-orang tua seperti kami biasanya tidak menyesali apa yang telah diperbuatnya, tetapi lebih menyesali apa yang tidak kami perbuat. Bahwa, tidak ada yang terlambat untuk apapun yang bisa kau lakukan. Ingatlah, menjadi tua adalah kemestian, tetapi menjadi dewasa adalah pilihan.

sediakan waktu untuk berpikir, itulah sumber kekuatan
sediakan waktu untuk bermain, itulah rahasia awet muda
sediakan waktu untuk membaca, itulah landasan kebijaksanaan
sediakan waktu untuk berteman, itulah jalan menuju kebahagiaan
sediakan waktu untuk bermimpi, itulah yang membawa anda ke bintang
sediakan waktu untuk mencintai dan dicintai, itulah hak istimewa Tuhan
sediakan waktu untuk melihat sekeliling anda, hari anda terlalu singkat untuk mementingkan diri sendiri.
Sediakan waktu untuk tertawa, itulah musik jiwa.






Sumber:alkisaah.blogspot.com

# Pikiran Porno #
Dalam suatu kesempatan Gus Dur mengeluarkan sebuah pernyataan yang sebenarnya tidak dimaksudkan untuk menghina. Namun dengan itu bagian dari upaya Gus Dur menyampaikan joke, “Alqur’an itu kitab succi yang paling porno. Yak an bener, di dalamnya ada kalimat menyusui. Berarti mengeluarkan tetek. Ya udah, cabul kan?”.
Mungkin dengan hanya kalimat guyonan itu sebagian masih ada yang merasa diresahkan. Masa sih ulama yang terkenal wali kaya gitu? Maka, di lain waktu Gus Dur mengulangi penjelasannya dengan memilih bahasa yang lebih sopan.
“Maksudnya, itu ayat jadi porno kalau yang baca lagi punya pikiran yang ngeres. Kalau enggak, ya udah, berarti beres”.
Masih nggak puas, karenanya pertanyaan berikutnya segera menyusul, “Tapi Gus, Al-Qur’an kan bahasanya sopan”.
“Betul, bahasa di luar Alquran pun juga banyak yang sopan. Tapi, waktu teman saya naik bus, liat orang lagi bunting. Terus dia mbatin kenapa bisa bunting? Mendadak ‘barangnya’ (alat kelaminnya) berdiri gara-gara pikirannya itu”, jawab Gus Dur.


# Atlet Berlari Dikejar Serdadu #
Hampir tidak ada Negara yang rela ketinggalan mengikuti Olimpiade. Acara empat tahunan itu merupakan salah satu cara promosi Negara masing-masing, dan tentu saja peristiwa ini juga sangat bergengsi karena acara ini diliput oleh semua media massa Negara peserta. Wajarlah kalau setiap Negara berusaha mengirimkan atlet terbaiknya, dengan harapan mereka bisa mendapatkan emas. Begitulah sambutan Gus Dur saat melepas tim Indonesia ke Olimpiade Sidney.
Gus Dur lalu bercerita tentang peristiwa yang peenah terjadi di Suriah. Pada waktu Olimpiade beberapa tahun yang lalu, tutuenya, kebetulan pelari asal Suriah merebut medali emas. Sang pelari mampu memecahkan rekor tercepat dari pemenang sebelumnya, bahkan waktunya pun terpaut jauh.
Maka, di langsung dikerubuti wartawan karena punya nilai berita yang sangat tinggi. “Apa sih rahasia kemenangan anda?” Tanya wartawan.
“Mudah saja,” jawab si pelari Suriah, enteng. “tiap kali bersiap-siap akan start, saya membayangkan ada serdadu Israel di belakang saya yang mau menembak saya”.

# Peluru Juga Habis….#
Ini cerita Gus Dur tentang situasi Rusia, tidak lama setelah bubarnya Uni Soviet. Sosialisme hancur dan para birokrat tidak punya pengalaman mengelola system ekonomi pasar bebas. Di masa sosialisme, memang rakyat sering antre untuk mendapatkan macam-macam kebutuhan pokok, tapi manajemennya rapi, sehingga semua orang kebagian jatah. Sekarang, masyarakat tetap harus antre, tapi karena manajemennya jelek, antrean umumnya sangat panjang dan banyak yang tidak kebagian jatah.
Begitulah, seorang aktivis sosial berkeliling kota Moskow untuk mengamati bagaimana system baru itu bekerja. Di sebuah antrean roti, setelah melihat banyaknya orang yang tidak kebagian, aktivis itu menuslis di buku catatannya, “roti habis”.
Lalu di pergi ke antrean bahan bakar. Lebih banyak lagi yang tidak kebagian dan dia mencatat “bahan bakar habis”. Kemudian dia menuju ke antrean sabun, wah pemerintah kapitalis baru ini betul-betul brengsek, banyak sekali masyarakat yang tidak mendapatkan jatah sabun. Dia menulis besar-besar “SABUN HABIS”.
Tanpa dia sadari, dia diikuti oleh seorang intel KGB. Ketika dia akan meninggalkan antrean sabun itu, si intel menegur “Hey Bung! dari tadi kamu sibuk mencatat-catat terus, apa sh yang kamu catat?”
Sang aktivis menceritakan bahwa dia sedang melakukan penelitian tentang kemampuan pemerintah dalam mendistribusikan barang bagi rakyat.
“Untung kamu ya, sekarang sudah jaman reformasi”, ujar sang intel, “kalau dulu, kamu sudah ditembak”.
Sambil melangkah pergi, si aktivis itu mencatat, “Peluru juga habis!”.


# Jawaban Ho..Oh #
Seorang ajudan Presiden Bill Clinton dari Amerika Serikat sedang jalan-jalan di Jakarta. Karena bingung dan tersesat, dia kemudian bertanya kepada seorang penjual rokok. “Apa betul ini Jalan Sudirman?” “Ho oh” jawab si penjual rokok.
Karena bingung dengan jawaban tersebut, dia kemudian bertanya lagi kepada seorang polisi yang sedang mengatur lalu lintas. “Apa ini Jalan Sudirman?” Polisi menjawab “Betul”.
Karena bingung mendapat jawaban yang berbeda, akhirnya dia bertanya kepada Gus Dur yang waktu itu kebetulan melintas bersama ajudannya. “Apa ini Jalan Sudirman?” Gus Dur menjawab “Benar”
Bule itu semakin bingung saja karena mendapat tiga jawaban berbeda. Lalu akhirnya dia bertanya kepada Gus Dur lagi, mengapa waktu Tanya tukang rokok dijawab “Ho oh” lalu Tanya polisi dijawab “betul” dan yang terakhir dijawab Gus Dur dengan kata “benar”.
Gus Dur tertegun sejenak, lalu dia berkata , “Oh, begini, kalau Anda bertanya kepada tamatan SD maka jawabannya adalah ho oh, kalau bertanya kepada tamatan SMA maka jawabannya adalah betul. Sedangkan kalau bertanya kepada tamatan Universitas maka jawabannya benar”.
Ajudan Clinton itu mengangguk dan akhirnya bertanya, “Jadi Anda ini seorang sarjana?”
Dengan spontan Gus Dur menjawab, “Ho oh!”.


# Syukur tidak Bisa Memanjat #
Guyonan itu rupanya tidak berlebihan. Meski sudah banyak yang meramalkan bahwa penampilan Gus Dur di depan DPR kamis lalu bakal ramai, toh tidak ada yang menyangka bahwa sampai seramai itu. Kalau bukan kiai, mana berani menjadikan pidato ketua DPR Akbar Tanjung sebagai sasaran humor? Akbar sejak dulu memang selalu memulai pidato dengan memanjatkan syukur. Maka, Gus Dur pun melucu, yang membuat semua anggota DPR tertawa: “syukur memang perlu dipanjatkan karena syukur tidak bisa memanjat”.
Begitu menariknya, karuan saja pidato presiden kini banyak ditunggu-tunggu penonton televisi. Padahal dulu-dulu kalau presiden pidato di TV banyak yang mematikan TV nya. Begitu tidak menariknya pidato presiden di masa Orde Baru sampai-sampai pernah para anggota DPRD diwajibkan mendengarkannya. Itu pun harus diawasi agar mereka sungguh-sungguh seperti mendengarkan. Untuk itu, perlu diadakan sidang pleno DPRD dengan cara khusus nonton televisi.


# Gus Dur Dicium Artis Cantik #
Magnet sense of humor Gus Dur yang tinggi membuat kesengsem seorang artis cantik saat hadir dalam suatu acara di rumah salah satu pengasuh Pondok Kajen, Jawa Tengah. Saking gemesnya, artis itu dengan santai langsung ngesun (mencium) pipi Gus Dur tanpa pake permisi. Jelas beberapa diantara mereka yang hadir langsung dibikin kaget dan bingung. Siapa yang kuat ngeliat kiai nyentrik Cuma diem aja disun (dicium) artis cantik.
Tidak lama kemudian begitu sudah agak sepi, Gus Mus yang sedang diantara mereka, langsung numpahin sederet kalimat yang sudah dari tadi Cuma bisa disimpan di dalam hati.
“Loh Gus, kok Gus Dur diam saja sih disun sama perempuan?”
dengan santai dan ,,,,silakan bayangin sendiri gayanya, Gus Dur malah ngasih jawaban sepele.
“Lha wong saya kan nggak bisa lihat, ya mbok sampean jangan pengen…!”.


# Kombak-Kambek Rp 5000 #
Seorang wisatawan asal Amerika, kata Gus Dur datang ke Jogjakarta ingin melihat-lihat beberapa tempat wisata. Seminggu dia berada di kota gudeg itu, setelah mengunjungi beberapa tempat wisata kali ini ia ingin ke kebung binatang Gemdira Loka.
Setelah bertanya letak kebun binatang itu kepada petugas hotel tempatnya menginap, akhirnya ia putuskan untuk mengunjunginya dengan becak. Sebab semua jenis angkutan sudah pernah ia coba kecuali becak.
Sambil membawa ransel kecilnya turis itupun segera memanggil tukang becak yang mangkal di depan hotelnya.
“How much to Gembira Loka?” Tanya sang turis.
Sambil memekarkan lima jari tangan kanannya si tukang becak menjawab, “five thousand kombak-kambek mister!”.  

     

Sumber:
Judul : KH. ABDURRAHMAN WAHID (GUS DUR)
Penyusun : As Rozi, Macho
Penerbit : Pustaka A’lam
Cetakan : Januari 2010
# Gitu Aja Kog Repot #
Wacana politik yang sangat popular pada saat Gus Dur menjadi Presiden adalah kalimat “gitu saja kok repot!”. Kini papua bergolak akibat ulah investor. Kalimat dari Gus Dur itu pun hadir kembali di tengah kita dengan sedikit modifikasi: “Gitu saja kok Freeport!”


# Lebih Enak Jadi Makelar Motor #
“Gus, apakah Gus Dur ikut menjadi mak comblangnya Dessy dengan Latief?” Tanya wartawan pada saat isu pernikahan Menteri Tenaga Kerja A Latief dengan artis Dessy Ratnasari beredar.

“Ah, nggak! Daripada jadi makelar begituan, lebih enak jadi makelar motor”. jawab Gus Dur


Mendengar jawaban tersebut, si wartawan terus mengejar, “Apakah untungnya lebih besar kalau jadi makelar motor, Gus?”

“Bukan begitu. Bayangkan kalau menjadi makelar orang kawin itu susah. Kalau makelar sepeda motor kan bisa ngelapi dan nyobain, lalu numpaki.  Coba, mana bisa begitu kalau jadi makelar kawinan? Jangankan mau numpaki, mencet klaksonnya saja dilarang.” jawab Gus Dur.



# Kaum Almarhum #
Mungkinkah Gus Dur benar-benar percaya pada isyarat dari makam-makam leluhur? Kelihatannya memang dia percaya, sebab Gus Dur selalu siap dengan gigih dan sungguhsungguh membela “ideology”nya itu. Padahal hal tersebut sering membuat repot para koleganya.

Tapi, ini mungkin jawaban yang benar, ketika ditanya kenapa Gus Dur sering berziarah ke makam para ulama’ dan leluhur.
“Saya datang ke makam, karena saya tahu. Mereka yang mati itu sudah tidak punya kepentingan lagi”, katanya.



# Berdoa Sebelum Makan #
Waktu Gus Dur menjabat Presiden RI, sekali waktu beliau bertamu dengan para room (pastor) seluruh Keuskupan Agung Semarang, dan tidak ketinggalan Gus Dur menyelipkan ceritanya. Pastor-pastor itu di sebuah negeri senang berburu binatang buas.
Sekali waktu, selesai misa hari Minggu, seorang pastur pergi ke hutan berburu binatang buas. Ia melihat seekor harimau. Langsung sang pastor mengokang senapannya dan menembak: “Dor-dor!” Wah, ternyata tembakannya meleset dan sang harimau balik mengejar sang pastor. Pastor segera berlari mengambil langkah seribu. Tiba-tiba si pastor berhadapan dengan jurang yang dalam. Si pastor langsung berhenti, berlutut dan mengatupkan tangannya berdoa sebelum diterkam harimau. Berdoa sebelum mati.

Selesai berdoa, sang pastor terheran-heran karena ternyata ia masih hidup, tidak diterkam harimau. Waktu ia menoleh ke kanan, dilihatnya harimau itu berlutut di sampingnya dan berdoa sambil mengatupkan kedua kaki depannya, seperti orang Katolik mengatupkan kedua tangannya ketika sedang berdoa. Si pastor lalu bertanya kepada harimau, “Harimau, kamu kok tidak menerkam saya, malah kamu ikut-ikutan berdoa seperti saya, mengapa?”. Jawab harimau: “ya, saya sedang berdoa (berdoa sebelum makan)!”.


# Sate Babi #
Suatu ketika Gus Dur dan ajudannya terlibat percakapan serius,
Ajudan : “Gus, menurut Anda makanan apa yang haram?
Gus Dur : “Babi”
Ajudan : “yang lebih haram lagi”
Gus Dur : “mmm,,, babi mengandung babi”
Ajudan : “yang paling haram?”
Gus Dur : “mmm,,,nggg….babi mengandung babi tanpa tahu bapaknya dibuat sate babi!”.



# Cuma Takut Tiga Roda #
Suatu hari, saat Abdurrahman Wahid menjabat sebagai Presiden RI, ada pembicaraan serius. Pembicaraan bertopik isu terhangat dilakukan selesai menghadiri sebuah rapat di Istana Negara.
Diketahui, pembicaraan itu mengenai wabah demam berdarah yang kala itu melanda kota Jakarta. Gus Dur pun sibuk memperbincangkan penyakit mematikan tersebut.
“Menurut Anda, mengapa demam berdarah saat ini semakin marak di Jakarta Pak?” Tanya seorang menterinya.
“Yak arena Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso melarang bemo, becak dan sebentar lagi bajaj dilarang beredar di kota Jakarta ini. Padahal kan nyamuk sini cuma takut sama tiga roda…!”.


# Membuang Presiden #
Apa akibatnya kalau seorang Presiden terlampau lama memegang kekuasaan? Apalagi jika ditambah seringnya ia membohongi rakyatnya sendiri? Tentu rakyat akan protes dan marah, karena menganggap presidennya telah berkhianat.
Tapi ini cerita Gus Dur tentang seorang presiden Filipina yang punya tiga orang anak. Merasa ayah mereka adalah orang nomor satu di negerinya, anak-anak sang presiden pun lantas bertingkah neko-neko.
Anak kedua presiden ingin mencari popularitas dengan menyebarkan jutaan lembar uang kertas pecahan 5 peso dari sebuah pesawat terbang.
Kakaknya tidak ingin kalah pamor. Dengan pesawat yang digunakan adiknya sebelumnya, sang kakak menyebarkan jumlah uang jauh lebih banyak dari adiknya.
Anak perempuan presiden juga ingin popular, tapi tidak ingin meniru cara yang dilakukan oleh kedua kakaknya. Karena bingung, ia pun bertanya kepada pilot pesawat yang ikut menyebarkan uang bersama kedua kakaknya itu.
“Mas kapten, aku ingin popular seperti kedua kakakku sebelumnya, tapi tindakan popular apa yang bisa membahagiakan rakyat?”.
“Gampang sekali, buang saja ayah nona dari atas pesawat”.


# Becak, Dilarang Masuk #
Saat menjadi Presiden, Gus Dur pernah bercerita kepada menteri pertahanan Mahfud MD tentang orang Madura yang katanya banyak akal dan cerdik.
Ceritanya ada seorang tukang becak asal Madura yang pernah dipergoki oleh polisi ketika melanggar rambu-rambu “becak dilarang masuk”. Tukang becak itu masuk ke jalan yang ada rambu-rambu gambar becak disilang dengan garis hitam yang berarti jalan itu tidak boleh dimasuki becak.
“Apa kamu tidak melihat gambar itu? Itu kan gambar becak tidak boleh masuk jalan ini” bentak pak polisi. “Oh saya melihat pak, tapi itu kan gambarnya becak kosong pak, tidak ada pengemudinya. Becak saya kan ada yang mengemudi, tidak kosong berarti boleh masuk,” jawab si tukang becak.
“Bodoh, apa kamu tidak bisa baca? di bawah gambar itu ka nada tulisannya bahwa becak dilarang masuk” bentak pak polisi lagi.
“Tidak pak, saya tidak bisa baca, kalau saya bisa membaca maka saya jadi polisi seperti sampean, bukan jadi tukang becak begini,” jawab si tukang becak kepada pak polisi sambil cengengesan.


# Argometer Japan yang Cepat #
Di luar hotel Hilton, Gus Dur bersama sahabatnya yang seorang turis Jepang mau pergi ke Bandara. Mereka naik taksi di jalan, tiba-tiba saja ada mobil kencang banget, menyalip taksi tersebut. Dengan bangga si Jepang berteriak, “Aaah Toyota made in Japan sangat cepat..!”.
Tidak lama kemudian mobil lain nyalip juga taksi tersebut. Si Jepang teriak lagi “Aaaah Nissan made in Japan sangat cepat,”. Enggak lama kemudian lewat lagi satu mobil menyalip mobil tersebut dan si Jepang teriak lagi “Aaaah Mitsubisi made in Japan sangat cepat,,,!” Gus Dur dan sopir taksi itu merasa kesal melihat si Jepang ini benar-benar nasionalis. Kemudian, sesampainya di bandara, sopir taksi itu bilang ke si Jepang,
Sopir Taksi  : “100 dolar please,,,,”
Si Jepang : “100 dolars,,? Its not that far from the hotel,,,,!”
Gus Dur  : “Aaaahh….Argometer made in Japan kan sangat cepat sekali!!”.



Sumber:
Judul : KH. ABDURRAHMAN WAHID (GUS DUR)
Penyusun : As Rozi, Macho
Penerbit : Pustaka A’lam
Cetakan : Januari 2010
AMAR MA’RUF DAN NAHI MUNKAR

كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللهِ,  وَلَوْ اَمَنَ اَهْلُ الْكِتَبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ,  مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ الْفَسِقُوْنَ. (ال عمران : 110
Artinya: “Kamu adalah yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka diantara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”. (Q.S Ali Imran : 110)

Ditegaskan oleh Allah SWT bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk yang terbaik dibandingkan dengan makhluk ciptaan Allah yang lainnya. Surat Ali Imran ayat 110 di atas tadi menjadi penegasan Allah tentang keberadaan umat Islam, yakni umat yang terbaik, karena mau melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar dan beriman kepada Allah. Namun secara khusus Allah juga menegaskan bahwa umat yang terbaik adalah umat yang menjalankan ‘amar ma’ruf nahi munkar” yang artinya umat yang suka memerintahkan kepada kebaikan dan mencegah dari kemunkaran dan beriman kepada Allah SWT secara benar.

Ma’ruf yang paling agung adalah agama yang haq iman, tauhid dan kenabian. Sedangkan kemunkaran yang paling rendah adalah kafir terhadap Allah. Jadi, orang yang beramar ma;ruf adalah dia telah mempertahankan dan melestarikan kemurnian ajaran agama (Islam). Dan orang yang nahi munkar berarti dia menginginkan sirnanya kejelekan, kemaksiatan dan kedurhakaan dari muka bumi ini. Sekiranya setiap orang yang beriman melakukan hal tersebut, maka umat Islam menjadi umat yang paling terhormat, di muka bumi ini, seperti yang telah dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat-sahabatnya.

Sebelum Islam datang, umat manusia (orang arab) saling bermusuhan. Kemudian hati mereka dirukunkan, mereka berpegang pada tali Allah (agama Allah), melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar. Orang-orang muslim yang lemah tidak takut terhadap orang-orang muslim yang kuat, orang-orang kecil pun tidak takut terhadap orang besar. Sebab iman telah meresap ke dalam kalbu mereka. Keimanan seperti itulah yang dikatakan oleh Allah dalam firman-Nya pada surat Al Hujurat ayat 15:

اِنَّمَأ الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اَمَنُوْا بِاللهِ وَرَسُوْلِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَبُوْا وَجَاهَدُوْا بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْ فِى سَبِيْلِ اللهِ,  اُولَئِكَ هُمُ الصَّدِقُوْنَ.

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, merka itulah orang-orang yang benar”. (Q.S Al Hujurat:15)

Dan firman Allah yang lain dalam surat AL Anfal ayat 2:

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الذِّيْنَ اِذَا ذُكِرَاللهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَاِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ اَيَتُهُ زَادَتْهُمْ اِيْمَانًا وَّعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَ.

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakal”.

Jadi, amar ma’ruf nahi munkar adalah penyebab kehormatan dan keutamaan. Bila amar ma’ruf nahi munkar tidak dilaksanakan, maka akan hilanglah keistimewaan umat Islam. Amar ma’ruf nahi munkar harus seiring dan sejalan. Amar ma’ruf menurut persyaratan tertentu lebih ringan disbanding nahi munkar. Masing-masing mereka yang amar ma’ruf harus memiliki ilmu pengetahuan, wara’, dan berakhlak mulia.

Ilmu pengetahuan dan kewara’an saja belumlah cukup, apabila orang tersebut suka marah dan keras kepala. Kemarahan baru dapat dipadamkan dengan adanya budi yang baik atau akhlakul karimah, perasaan yang lunak, bijaksana dan penuh dengan kesabaran itulah yang harus dimiliki.

Dalam melaksanakan nahi munkar ada langkah-langkah yang harus ditempuh, sehingga hasilnya pun dapat dirasakan. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:

Pertama: adalah memberi peringatan, yakni memberi penerangan kepada pelaku kemunkaran, sebab ada kalanya seseorang melakukan sesuatu kemunkaran dengan sebab tidak tahu atau karena bodoh, sehingga setelah diberitahu diharapkan dia minginggalkannya.

Kedua: adalah menasihati, yakni melarang pelaku kemunkaran itu dengan memberikan nasihat yang baik, petunjuk yang bijaksana, memberitahukan kepadanya akibat buruk yang ditimbulkannya.

Ketiga: adalah melarang agak keras, yakni melarang dengan ucapan yang bernada paksa, tetapi kata-kata yang kasar dan tidak sopan tetap dihindari. Ini perlu diperhatikan apabila cara lemah lembut sudah tidak dihiraukan lagi.

Keempat: adalah melarang lebih keras lagi dari tingkat ketiga diatas, yakni melarang dengan menggunakan kekuasaan, sebagai usaha yang terakhir. Bagi penguasa hal ini mudah dilakukan, tapi bagi kebanyakan umat tindakan seperti agak sulit, karena diperlukan adanya keberanian. Kata-kata lebih keras di sini tetap harus mengikuti etika, sopan santun dan aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh pihak berwewenang, yaitu umara. Di sini perlunya ulama dan umara bekerjasama dengan sebaik-baiknya.

Kemudian kelanjutan ayat di atas tadi adalah: “sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka”.

Seperti dikemukakan di atas, bahwa yang menyebabkan umat Islam itu umat yang terbaik (utama) adalah beramar ma’ruf, nahi munkar dan beriman yang benar. Sebenarnya umat-umat terdahulu (ahli kitab), juga dapat mencapai derajat tersebut, tetapi karena sebagian besar mereka tidak lagi menghiraukan ketiga macam yang tersebut di atas, maka jadilah mereka uamt yang fasik, seperti yang disebutkan pada akhir ayat, yaitu,

مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ الْفَسِقُوْنَ

Diantara mereka (ahli kitab) ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah fasik dalam hal agamanya dan tenggelam dalam kekufuran.

اِجْتَنِبُوْا السَّبْعَ الْمُوْبِقَاتِ الشِّرْكُ بِااللهِ وَالسِّحْرُ وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِى حَرَّمَ اللهُ اِلَّا بِالحَقِّ وَاَكْلُ مَالِ الْيَتِيْمِ وَاَكْلُ الرِّبَا وَتَوَالِى يَوْمِ الزَّحْفِ وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْغَافِلَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ (متفق عليه)

Artinya: “Jauhilah olehmu sekalian tujuh perkara yang merusak, yaitu menyekutukan Allah, sihir, membunuh yang telah diharamkan Allah kecuali dengan jalan yang benar, makan harta anak yatim, makan harta riba, lari dari peperangan, dan menuduh perempuan baik-baik yang beriman berbuat zina”. (H.R Bukhari Muslim)

Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim di atas merupakan sebuah peringatan dari Rasulullah SAW kepada umatnya agar menjauhi tujuh perkara yang bisa merusak keimanan seseorang, dikarenakan ketujuh perkara tersebut termasuk dari dosa-dosa besar. Apa saja ketujuh dosa-dosa besar yang bisa merusak keimanan seseorang tersebut, berikut penjelasannya;

Nomorsatu (1) adalah berbuat syirik. Syirik berarti menyekutukan Allah SWT dengan yang lainnya atau bisa juga penyembahan kepada selain Allah SWT, misalnya menganggap Allah itu ada dua atau lebih dari satu, minta perlindungan dan bantuan kepada syaitan, minta do’a restu kepada leluhur yang sudah meninggal, dan sebagainya. Allah SWT menggambarkannya dalam Al-Qur’an sebagai berikut:

يَدْعُوْا مِنْ دُوْنِ اللهِ مَا لَا يَضُرُّهُ وَمَا لَا يَنْفَعُهُ, ذَلِكَ هُوَ الضَّلَلُ الْبَعِيْدُ (الحج:12)

Artinya: “Ia menyeru selain Allah, sesuatu yang tidak dapat member madharat dan tidak (pula) member manfaat. Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh”. (Q.S Al Hajj : 12)

Sampai saat ini, terjadinya penyekutuan masih terjadi, mulai dari yang masih mempercayai dengan kekuatan selain Allah, menyembah pohon tua, kuburan, matahari, batu, binatang dan sesembahan-sesembahan lainnya selain Allah, padahal jelas bahwa semua itu adalah bakal mati dan tidak dapat berbuat apa-apa. Menyekutukan Allah adalah dosa besar, oleh karena itu sangatlah dilarang di dalam Islam. Bahkan Allah tidak akan mengampuni dosa orang musyrik, hal ini sesuai dengan firman-Nya dalam surat An Nisa’ ayat 48:

اِنَّ اللهَ لَايَغْفِرُ اَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذَلِكَ لِمَنْ يَّشَآءُ, وَمَنْ يُّشْرِكْ بِاللهِ فَقَدِ افْتَرَى اِثْمًا عَظِيْمًا.

Artinya: “Sengguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni segala dosa selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar”. (Q.S An Nisa’ : 48)

Nomordua (2) dari tujuh dosa besar adalah sihir. Dalam bahasa arab, sihir diartikan setiap hal atau kejadian yang tersembunyi atau tidak diketahui sumber dan sebab musababnya. seperti contohnya adalah perbuatan tukang sihir Firaun yang menentang Nabi Musa, disulapnya mata orang banyak, sehingga tali-temali kelihatannya menjadi ular yang merayap kian kemari. Lain halnya dengan tongkat Nabi Musa, berubahnya tongkat menjadi ular adalah mukjizat dari Allah. Sihir bukan hanya dapat menyesatkan diri sendiri, namun juga dapat menyesatkan orang lain. Oleh karenanya, sihir dilarang dan termasuk salah satu dosa besar.

Nomortiga (3) dari tujuh dosa besar selanjutnya adalah Membunuh jiwa yang diharamkan Allah. Membunuh orang adalah dosa besar, karena begitu kejinya pembunuhan (perbuatan menghilangkan nyawa seseorang) itu yang dapat merusak keselamatan jiwa dan ketentraman umum. Allah SWT akan memberikan balasan yang layak (setimpal), yaitu hukuman berat di dunia dan dimasukkan ke dalam neraka nanti di akhirat. Firman Allah SWT dalam surat An Nisa’ ayat 93:

وَمَنْ يَّقْتُلْ مُؤْمِنًا مُّتَعَمِّدُا فَجَزَآؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيْهَا وَغَضِبَ اللهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَاَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيْمًا.

Artinya: “Dan barang siapa yang membunuh seseorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah jahanam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya dan mengutuknya serta menyediakan azab yang besar baginya”. (Q.S An Nisa’ : 93)

Berdasarkan ayat di atas, maka jelaslah bahwa haram hukumnya membunuh seseorang atau membunuh sesama muslim, kecuali yang dapat dibenarkan oleh syara’.

Dosabesar yang selanjutnya (Nomor 4) adalah Memakan harta anak yatim. Anak yatim memerlukan pemeliharaan serta pendidikan yang dilaksanakan dengan penuh kasih sayang, agar mereka (anak yatim) dapat hidup gembira, berbahagia, berilmu, berbudi dan taat beragama, juga sanggup berdikari dan bermanfaat kepada lingkungannya, keluarganya, masyarakat, agama bangsa dan Negara. Maka, bagi umat Islam mempunyai kewajiban berupa memelihara harta bendanya juga memelihara jasmani dan rohaninya. Al-Qur’an mengajarkan pada kita untuk memperlakukan anak yatim dengan baik dan jangan sampai dibiarkan terlantar. Jika anak yatim memiliki harta warisan, hendaknya harta itu dipelihara dengan baik dan digunkanan untuk keperluannya secara wajar. Setelah dewasa, hartanya dikembalikan kepadanya di hadapan saksi. Sejak itu hartanya diurus sendiri tanpa campur tangan orang lain.

Seseorang yang memakan harta anak yatim dengan cara tidak wajar dan mencari kesempatan untuk menghabiskannya sebelum mereka dewasa, maka orang itu diancam dengan hukuman masuk neraka. Oleh karenanya, hadits di atas melarang untuk memakan harta anak yatim, dan hal itu termasuk salah satu dosa besar. Dalam Al-Qur’an surat An Nisa’, Allah banyak menyinggung tentang anak yatim:

a) Firman Allah dalam surat An Nisa’ ayat 2:

وَاَتُوْا الْيَتَمَى اَمْوَلَهُمْ, وَلَا تَتَبَدَّلُوْا الَخَبِيْثَ بِالطَّيِّبِ وَلَا تَأْكُلُوْا اَمْوَلَهُمْ اِلَى اَمْوَالِكُمْ, اِنَّهُ كَانَ حُوْبًا كَبِيْرًا.

Artinya: “Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah baligh) harta mereka, jangan kamu menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu makan harta mereka bersama hartamu. Sesungguhnya tindakan-tindakan (menukar dan memakan) itu adalah dosa besar”.

b) Firman Allah dalam surat An Nisa’ ayat 6:

وَلَا تَأْكُلُوْهَآ اِسْرَافًا وَّبِدَارًا اَنْ يَّكْبَرُوْا, وَمَنْ كَانَ غَنِيًّا فَلْيَسْتَعْفِفْ, وَمَنْ كَانَ فَقِيْرًا فَلْيَأْكُلْ بِالْمَعْرُوْفِ, فَاِذَا دَفَعْتُمْ اِلَيْهِمْ اَمْوَا لَهُمْ فَاَشْهِدُوْا عَلَيْهِمْ وَكَفَى بِا للهِ حَسِيْبًا.

Artinya: “….dan janganlah kamu makan harta anak yatim lebih dari batas kepatutan dan (janganlah kamu) tergesa-gesa (membelanjakannya) sebelum mereka dewasa. Barang siapa (diantara pemelihara itu) mampu, maka hendaklah ia menahan diri (dari memakan harta anak yatim itu) dan barang siapa yang miskin, maka bolehlah ia makan harta itu menurut yang patut. Kemudian apabila kamu menyerahkan harta kepada mereka, maka hendaklah kamu adakan saksi-saksi (tentang penyerahan itu) bagi mereka. Dan cukuplah Allah sebagai pengawas (atas persaksian itu).

c) Firman Allah dalam surat An Nisa’ ayat 10:

اِنَّ الَّذِيْنَ يَأْكُلُوْنَ اَمْوَالَ الْيَتَمَى ظُلْمًا اِنَّمَا يَأْكُلُوْنَ فِى بُطُوْنِهِمْ نَارًا, وَسَيَصْلَوْنَ سَعِيْرًا.

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zhalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)”. (Q.S An Nisa’ : 10)

Dosabesar yang ke-5 (lima) adalah Riba. Yaitu suatu bentuk pinjaman yang dapat merusak seseorang dan masyarakat serta menimbulkan kemelaratan. Allah yang Maha Adil dan Mengetahui melarang dengan keras berbuat riba dan riba sudah semestinya dilenyapkan dari muka bumi ini. Riba secara bahasa berarti “lebih” (bertambah). Orang yang makan harta riba adalah orang yang apabila meminjamkan uang menuntut lebih atau minta tambahan dari uang yang dipinjamkannya itu. Bahasa yang lebih umum adalah “membungakan harta. Ini adalah salah satu contoh dari bentuk riba. Masih banyak lagi macam-macam riba itu.

Biasanya tidak ada yang mau melakukan pinjaman dengan cara riba, kecuali orang yang sangat butuh, walaupun dia tahu akibat buruk yang akan menimpanya, tapi karena butuh, terpaksa dilakukan. Dengan beban bunga yang perlu dibayar setiap bulan, maka kesulitan demi kesulitan terus menumpuk dan akhirnya memporakporandakan kehidupan rumah tangganya. Adakah kemadharatan dan kecelakaan yang lebih dari itu? Si kaya. memang dapat untung, tetapi menganiaya semua manusia. Oleh karena itu Nabi mengingatkan agar menjauhi riba, walaupun sepintas nampaknya menguntungkan, tapi pada hakikatnya, dia telah menyiapkan dirinya untuk masuk ke jurang neraka. Coba perhatikan firman Allah dan hadits Nabi yang berkaitan dengan riba di bawah ini:

a) Firman Allah pada surat Al-Baqarah ayat 275

....وَاَحَلَ اللهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَو....

Artinya: “….Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…

b) Hadits Nabi

عَنْ جَابِرٍ لَعَنَ رَسُوْلُ اللهِ ص.م اَكِلَ الرِّبَا وَمُوَكِّلَهُ وَكَاتِبَهُ وَشَاهِدَيْهِ. رواه مسلم

Artinya: “Dari Jabir, :telah melaknati (mengutuki) Rasulullah SAW, kepada orang yang makan riba, wakilnya, penulisnya dan dua saksinya”. (H.R Muslim)

Dosabesar yang ke enam (6) adalah Lari dari peperangan. Peperangan dalam Islam dizinkan hanyalah untuk membela diri dari serangan musuh, membalas serangan, mempertahankan kemerdekaan, menghindari tekanan terhadap kaum muslimin, juga untuk menyelamatkan umat manusia dari penindasan dan kekerasan. Untuk mempertahankan hal-hal di atas, maka seorang prajurit dilarang meninggalkan medan peperangan. Tindakan itu di samping tidak terpuji juga akan menggoyahkan semangat prajurit lainnya.

Lari dari peperangan bukan saja lari pada saat berada di medan perang, tetapi juga menghindari dari ajakan berperang. Orang yang mencintai tanah airnya akan siap berkorban untuk negaranya. Coba perhatikan firman Allah SWT di bawah ini:

a) Surat An Nisa’ ayat 104 yang artinya: “Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu), jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya mereka pun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari pada Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha BIjaksana”.

b) Surat At Taubah ayat 39 yang artinya: “JIka kamu tidak berangkat untuk berperang, nisacaya Allah menyiksa kamu dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat member kemadharatan kepada-Nya sedikit pun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.

Dosabesar yang terakhir (ke-7) adalah menuduh perempuan baik-baik melakukan perbuatan keji. Dalam arti lain menuduh perempuan-perempuan baik telah melakukan perbuatan yang keji (zina). Menuduh seseorang (yang baik) berbuat zina termasuk dosa besar dan si penuduh wajib dihukum dera.

yang dimaksud menuduh di sini adalah berprasangka, tanpa dasar yang kuat dan tidak didukung oleh saksi. Tuduhan yang tidak terbukti berarti fitnah. Dan fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan. Nama orang akan tercemar karenanya, dan bisa menghancurkan masa depan orang yang tertuduh. Karena perbuatan zina adalah perbuatan dosa besar dan hukumannya sangat berat, maka Nabi mengingatkan agar tidak sembarangan menuduh orang lain melakukan perbuatan keji itu, lebih-lebih yang dituduh itu orang baik-baik, seseorang apabila tercemar nama baiknya, maka sulit sekali dipulihkan. Ingatlah firman Allah SWT dalam surat An Nuur ayat 4 yang artinya:” Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya. Dan mereka itulah orang-orang yang fasik”.

Yang dimaksud wanita-wanita yang baik-baik di sini adalah wanita-wanita yang suci, akil baligh dan muslimah.

Demikianlah tujuh macam perkara yang harus dijauhi oleh seluruh umat Islam sesuai dengan hadits Nabi di atas, karena perbuatan itu termasuk dosa-dosa besar yang tidak pantas dilakukan oleh umat Nabi Muhammad SAW. Maka yang paling tepat bagi seorang Muslim yang terlanjur khilaf, atau tidak mengerti adalah bertaubat kepada Allah SWT.

Semoga Allah SWT selalu memberkahi kita dan memberi petunjuk-Nya kepada kita semua dan pada akhirnya semoga kita menjadi Umat Nabi Muhammad yang selamat, yaitu selamat di dunia dan selamat di akhirat. Amiin.



SESAMA MUSLIM DILARANG MEMAKI

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ اَنَّ رَسُوْلُ اللهِ ص م  قَالَ : الْمُسْتَبَّانِ مَا قَالَا فَعَلَى الْبَادِئِ مَا لَمْ يَعْتَدِ الْمَظْلُوْمِ (رواه مسلم

Artinya: “Dari Abi Hurairah ra. Bahwa Rasulullah SAW bersabda: Dua orang yang saling memaki, itu adalah sesuai dengan yang diucapkan masing-masing, maka dosanya di atas orang yang memulai, selama yang dimaki-maki tidak membalas berlebihan”. (H.R Muslim)

Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim tersebut menjelaskan tentang perilaku dua orang yang saling memaki. Maka orang yang memulai itulah yang akan menanggung dosanya, selagi seorang lagi (yang dimaki) tidak membalas dengan makian juga dengan berlebihan. Namun, berdasar hadits tersebut, orang yang dimaki-maki itu boleh membalas, asalkan dan tetapi dilarang melampaui batas. Orang yang memaki sama artinya telah mendholimi atau menganiaya orang lain, dan ini sikap yang sangat buruk dan sudah semestinya harus dihindari. Memaki-maki, menganiaya orang lain itu bisa merusak citra serta kehormatan orang lain.

Perbuatan yang semestinya dihindari, namun bagaimana jika suatu ketika kita menjadi orang yang dimaki atau tengah dimaki orang lain? Lalu apakah kita diperbolehkan membalas makian tersebut? Jika berdasarkan hadits tersebut di atas, boleh tapi dilarang melampaui batas. Bentuk balasan yang masih diperbolehkan, misalnya: Bila ada orang yang memaki: “Kenapa kamu lakukan itu dengan ceroboh? Apa kamu tidak punya akal, dasar bodoh!” Lalu yang dimaki membalas, “yang salah itu saya atau Anda?”. Nah, balasan semacam itu masih diperbolehkan, sebab kata-kata serta nadanya tidak berlebihan atau tidak melebihi orang yang memaki.

Orang yang memaki terlebih dahulu itulah yang akan terkena dosa, dikarenakan dia yang memulai dan membuka peluang untuk terjadinya pertengkaran. Tapi ini menurut hadits di atas tadi, yaitu kalau orang yang dimaki tidak membalasnya dengan makian yang berlebihan, yakni makian melebihi makian orang pertama. Memang, suatu penganiayan yang dilakukan seseorang tidak boleh ditandingi dengan hal-hal semacamnya. Tidak boleh umpatan ditandingi dengan umpatan, makian ditandingi dengan makian pula dan sebagainya.

Rasulullah SAW pernah bersabda:

اِنِ امْرُءٌ عَيَّرَكَ بِمَا فِيْكَ فَلَا تُعَيِّرُهُ بِمَا فِيْهِ (رواه احمد

Artinya: “ Jikalau ada sesorang mencelamu dengan suatu aib yang ada di dalam dirimu, maka janganlah mencelanya dengan menunjukkan suatu aib yang ada di dalam diri orang tersebut”. (H.R Ahmad)

Jadi, orang yang dimaki jangan mencela kembali dengan makian yang serupa, tapi dibalas dengan yang lebih halus dan bijaksana. Kemudian disebutkan pula dalam hadits Nabi:

خَيْرُ بَنِى اَدَمَ البَطِئُ الغَضَبِ السَّرِيْعُ الْفَيْئِ وَشَرُّهُمْ السَّرِيْعُ الْغَضَبِ الْبَطِئُ الْفَيْئِ  (رواه الترمذى

Artinya:” Anak Adam yang paling baik adalah yang lambat (tidak segera) marah dan yang segera reda marahnya, sedangkan yang terjelek itulah yang segera marah dan lambat reda marahnya”. (H.R At Tirmizi)

Oleh karena itu, hindarilah caci maki, ejek mengejek, cela mencela, hina menghina sesame kawan, sesame saudara, terlebih lagi sesama muslim. Andaikan ada orang yang memaki-maki, diusahakan agar tidak membalasnya dan menghindar dari orang tersebut. Tetapi jika dalam keadaan terpaksa, boleh kita membalas makiannya atau ejekannya dengan tidak berlebihan.

Demikian, semoga Allah SWT selalu menjaga kita semua, sesama saudara, sesama mukmin, sesama muslim, dan seluruhnya, sehingga akan tercipta kondisi saling menghargai dan memahami dan terciptanya kerukunan di dunia ini. Amiin.
KESELARASAN ANTARA PERKATAAN DAN PERBUATAN

يَآَايُّهَا الَّذيْنَ اَمَنُوْا لِمَ تَقُوْلُوْنَ مَالَاتَفْعَلُوْنَ. كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللهِ اَنْ تَقُوْلُوْا مَالَا تَفْعَلُوْنَ. الصف:3-2

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuta?. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan”. (Q.S Ash Shaff:2-3)

Ayat tersebut jelas menerangkan tentang ketidak senangan Allah terhadap orang-orang yang mengatakan atau berkata sesuatu tetapi tidak mengerjakannya. Dilihat pada konteks ayat sebelum dan sesudahnya, ayat tersebut turun berkaitan dengan perbuatan sekelompok umat islam (pada masa Rasulullah) yang tidak menepati janjinya seperti yang diceritakan Ibnu Abbas: Ada beberapa orang diantara kaum mukminin, sebelum diwajibkan jihad mengatakan: “Kami menginginkan agar Allah menunjukkan amal yang paling disukai-Nya, sehingga kami akan mengerjakannya”, maka Allah memberitahukan pada Nabi, bahwa amal yang paling disukai allah adalah iman kepada-Nya tanpa keraguan dan jihad terhadap orang-orang yang durhaka kepada-Nya dan mengingkari keimanan kepada-Nya dan pengakuan risalah Nabi-Nya. Ketika kewajiban jihad diturunkan, maka beberapa diantara kaum mukminin tidak menyukainya, dan merasa berat terhadapnya. Maka Allah menurunkan ayat 1 sampai 4 surat Ash Shaff.

Kemudian pada ayat 2 (kedua): “Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatkan apa yang kamu tidak perbuat?”. Ayat ini diawali dengan menyebut orang-orang yang beriman. Panggilan yang mengandung penghormatan yang tinggi. Tetapi Allah mengiringinya dengan pertanyaan dan pertanyaan itu mengandung keheranan dan keingkaran. Kamu mengaku orang beriman dan Tuhan pun telah memanggil kamu dengan panggilan yang penuh dengan penghormatan itu. Tetapi kamu kedapatan mengatakan apa yang tidak pernah kamu kerjakan, tidaklah patut timbul dari orang yang telah mengatakan beriman kepada Allah.

Memang berkata jauh lebih mudah daripada berbuat. Perkataan keluar dari mulut, sedangkan perbuatan ditentukan oleh hati dan kemauan. Orang yang pandai berbicara tapi tidak pandai berbuat hanya menjadikan dirinya bahan olok-olokan orang lain dan dianggap tidak mempunyai pendirian yang teguh. Dan ini bisa menurunkan harga dirinya di kalangan masyarakat.

Orang yang sering berkata atau sering berjanji tetapi tidak dipenuhi janjinya, maka oleh Nabi dikelompokkan sebagai orang munafik, seperti dalam haditsnya dari Abu Hurairah:

اَنَّ رَسوْلَ اللهِ ص.م  قَالَ : اَيَةُ اْلمُنَافِقِ ثَلَاثٌ, اِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَاِذَا وَعَدَ اَخْلَفَ وَاِذَا اُؤْتُمِنَ خَانَ.     متفق عليه

Artinya: “Bahwa Rasulullah SAW bersabda: tanda orang munafik itu ada tiga, jika berkata-kata dusta, dan jika berjanji menyalahi, dan jika dipercaya berkhianat”. (HR. Bukhari-Muslim)

Kemudian dilanjutkan pada ayat 3; “Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan”. Ini mempertandakan bahwa amat sangat Allah membenci pada orang-orang yang apabila berbicara atau berkata, namun dia sendiri tidak pernah mengerjakan dan melakukan apa yang dia katakan, belum lagi apa yang disampaikan juga sama sekali tidak sesuai dengan perbuatannya. Ini merupakan sikap yang sungguh tidak layak dimiliki oleh orang-orang beriman.

Pada ayat 2 dan ayat 3 tersebut di atas tadi adalah bentuk peringatan keras bagi semua mukminin, semua orang-orang yang berimana agar supaya selalu menjaga dirinya, menjaga agar tidak menjadi pendusta. Hasan bin Ali bin Abi Thalib, cucu Rasulullah SAW berkata:

دَعْ مَا يَرِيْبُكَ اِلَى مَالَا يَرِيْبُكَ فَاِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِيْنَةٌ وَالْكَذِبَ رِيْبَةٌ. رواه الترمذى

Artinya: “Tinggalkan barang-barang yang menimbulkan keraguan engkau dan ambil yang tidak meragukan, sesungguhnya kejujuran membuat hati tentram dan dusta adalah membuat hati ragu-ragu”.

Oleh karena itu, kita sebagai orang-orang yang beriman sudah semestinya memelihara sikap konsekwen, artinya apa yang kita ucapkan hendaknya juga kita iringi dengan perbuatan nyata. Janganlah kita sampai seperti “lilin” , lilin dapat menerangi tapi dirinya sendiri habis terbakar. Firman Allah SWT yang senada dengan ayat-ayat di atas adalah sebagai berikut:

اَتَأْمُرُوْنَ النَّاسَ بِاْلبِرِّ وَتَنْسَوْنَ اَنْفُسَكُمْ وَاَنْتُمْ تَتْلُوْنَ اْلكِتَبَ, اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ  البقرة : 44

Artinya: “Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir? (Al Baqarah : 44).

Sekian, semoga kita semua mampu menjadi orang-orang yang beriman, kemudian menjadi orang beriman yang selalu menjaga diri untuk tidak menjadi pendusta. Semoga Allah SWT selalu memberkahi kita semua. Amiin.
Setelah menguraikan 5 (lima) cobaan yang akan diberikan Allah kepada hambanya, pada posting sebelumnya (TABAH SERTA SABAR DALAM COBAAN Part I), dijelaskan diakhir bahwasannya sabar adalah kuncinya, ditegaskan pada ayat "Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang bersabar". Kemudian dilanjutkan dengan bahwa orang yang sabar adalah mereka yang apabila ditimpa musibah lalu mengucapkan:

اِنَّا لِلهِ وَاِنَّا اِلَيْهِ رَجِعُوْنَ

“sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepadaNya kami kembali”

Kalimat di atas disebut kalimat “Istirjaa” (pernyataan kembali kepada Allah)
Di dalam firman Allah yang berbunyi:  اِنَّا لِلهِ
menunjukkan pengakuan hamba terhadap Allah sebagai Tuhan yang disembah dan diagungkan. Sedangkan di dalam firman Allah yang berbunyi:  وَاِنَّا اِلَيْهِ
merupakan pengakuan hamba terhadap Allah bahwa ia akan mati dan dibangkitkan kembali dari kubur. Juga merupakan ungkapan keyakinan bahwa perkara itu kembalinya kepada Allah SWT.

Disamping itu pengertian sabar juga ialah “terus berusaha sampai berhasilnya cita-cita dengan ketetapan hati yang teguh tidak menghiraukan pekerjaan itu berat atau ringan”. Sebagai contoh bila si A terkena penyakit maka ia tidak membiarkan begitu saja penyakitnya tapi berusaha mencari obat atau berobat sehingga hilang rasa sakitnya. Artinya si A tidak menyerah begitu saja tidakhanya menerima saja tanpa ikhtiar (usaha).

Kelima macam cobaan tersebut di atas tidak bisa dihindari datang silih berganti datang tanpa melihat kedudukan manusia. Oleh karena itu “sabar” adalah sikap paling ampuh untuk menghilangkan rasa putus asa.

Dengan cobaan ini kaum muslimin menjadi umat yang kuat mentalnya umat yang mempunyai keyakinan yang kokoh, jiwa yang tabah, dan tahan uji. Seyogyanya umat Islam mengambil suri tauladan dari umat terdahulu umat yang ditunjukkan ke jalan yang lurus. Mereka menghiasi dirinya dengan sifat sabar. Sifat yang tak pernah berkeluh kesah ataupun putus asa. Mereka yakin dengan kesabaran itu segala kesulitan akan terpecahkan dan akan didapati jalan keluarnya.

Dalam sejarah kita jumpai bagaimana cobaan yang diberikan kepada Nabi Nuh Ibrahim Musa Ayub Zakaria Ismail Isa serta Nabi Muhamad SAW. Bahkan ada yang dijuluki Ulul Azmi artinya para Nabi yang penuh kesabaran. Nabi Muhamad mendapat cobaan yang bertubi-tubi dihina dicaci maki dikucilkan disakiti diteror dan sebagainya. Semuanya itu adalah rangkaian kejadian yang datang dari Tuhan untuk mempertebal keyakinannya kepada Allah dan mengangkat harkat derjatnya.

Memang sabar adalah sifat keutamaan yang harus dimiliki oleh setiap orang Islam dalam menghadapi urusan agama dan dunianya karena jika seseorang tidak mempunyai kesabaran tidaklah akan tercipta di atas bumi ini karya-karya besar dan orang-orang besar (terkemuka). Kesabaran erat kaitannya dengan sikap mental dan iman manusia. Semakin tebal iman seseorang semakin banyak cobaan yang dihadapinya. Dunia ini merupakan rangkaian percobaan hidup dan setiap manusia dalam hidupnya tidak lepas dari cobaan dan ujian. Bila tidak ingin mendapat cobaan bukan di dunia ini tempatnya melainkan nanti di akhirat tempat semua orang menerima balasan dari semua amal perbuatan yang telah dilakukannya semasa hidup di dunia.

Segala bentuk cobaan berupa rasa takut, rasa lapar, kekurangan harta, jiwa dan kekurangan buah atau bahan makanan harus diyakini bahwa semua itu dari Allah. Semua itu berjalan sesuai dengan ketentuan yang disebut sunnatullah atau hokum alam yang berlaku bagi makhlukNya. Oleh karena itulah Allah mengajarkan agar semua cobaan dikembalikan kepadaNya.

Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadits yang diterima dari Ummu Salamah yang mengatakan; Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda:

مَا مِنْ عَبْدٍ تُصِيْبُهُ مُصِيْبَةٌ اِنَّا لِلهِ وَاِنَّا اِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ اَللَّهُمَّ اَجِرْنِى فِيْ مُصِيْبَتِى وَخْلُفْ لِيْ خَيْرًا مِنْهَا اِلاَّ اَجَرَهُ اللهُ فِيْ مُصِيْبَتِهِ وَاَخْلَفَ لَهَ خَيْرًا مِنْهَا

Artinya: “Seseorang yang ditimpa musibah, lalu ia berkata; “Sesungguhnya kami ini kepunyaan Allah dan kami hanya kembali kepada-Nya. Ya Allah, berilah hamba pahala atas musibah ini, dan gantilah dengan yang lebih baik”, maka Allah akan member pahala atas musibah tersebut, dan Allah akan menggantinya yang lebih baik”.

Kemudian Imam Baihaqi meriwayatkan sebuah hadits Nabi dari Abdullah ibnu Abbas dari Nabi SAW, Beliau bersabda:

مَنِ اسْتَرْجَعَ عِنْدَ اْلمُصِيْبَةِ جَبَّرَ اللهُ مُصِيْبَتَهُ وَاَحْسَنَ عَاقِبَتَهُ وَجَعَلَ لَهُ خَلَفًا صَالِحًا يَرْضَاهُ

Artinya: “Barangsiapa yang mengucapkan “istirjaa” (innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun) ketika tertimpa musibah, Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik, dan Allah akan membalasnya dengan kebaikan, serta akan dianugerahi penerusnya (anak) yang shaleh yang disenanginya”.

Kemudian dilanjutkan pada ayat berikutnya (ayat 157) yang memberikan kabar gembira yang akan diperoleh orang-orang yang beriman dan yang sabar dalam menghadapi cobaan dan musibah dari Allah, yaitu berupa pemberian berkah, ampunan, rahmat dan pujian dari Allah SWT, dan mereka akan mendapat petunjuk kepada jalan yang lurus dan benar.

Berkah dan atau karunia atau anugerah adalah makna dari kata “shalawat”, berasal dari kata “shalat”. Kata “shalat” mempunyai banyak arti, yaitu sebagai berikut:
•    Shalat dalam arti melaksanakan shalat wajib (shalat lima waktu) dan shalat-shalat sunat. Kata “shalat” di sini, mengandung arti berdo’a dan melakukan perbuatan yang dimulai dari takbiratul ihram hingga salam
•    Shalawat untuk Rasul berarti do’a atau mohon agar beliau diberi Allah SWT karunia dan kemulian
•    Shalawat untuk hamba Allah, berarti anugerah dan perlindungan dari Allah untuk hamba-Nya.

Jadi surat Al Baqarah ayat 155-157 adalah sebagai peringatan awal bagi orang yang beriman, bahwa pada suatu saat mereka akan mendapat cobaan dari Allah SWT, berupa lima macam cobaan atau salah satunya. Sabar adalah sifat paling baik untuk menghadapi cobaan itu. Sabar tidak berarti menerima cobaan itu dengan berdiam diri, tapi harus diiringi dengan ikhtiar atau usaha. Kemudian tidak lupa apabila cobaan itu datang hendaknya dikembalikan kepada Allah seraya mengucapkan; “innaa lillahi wa innaa ilaihi rajiuun”. Kalau demikian insya Allah mereka akan mendapat anugerah kemuliaan dari Allah dan akan mendapat rahmat dan petunjuk-Nya. Itululah jalan yang lurus. Amin.
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنِ النَّبِيِّ ص م : قَا لَ عَلَى اْلمَرْءِ اْلمُسْلِمِ السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ فِيْمَا اَحَبَّ وَكَرِهَ اِلاَّ اَنْ يُؤْمَرُ بِمَعْصِيَةٍ. فَاِنْ اُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ فَلاَ سَمْعَ وَلاَطَاعَةَ (متفق عليه

Artinya; “Darri Abu Umar ra, dari Nabi SAW, bersabda : Menjadi kewajiban orang muslim untuk selalu mendengar dan patuh (kepada pemimpin) baik dalam hal yang ia senangi atau ia benci, kecuali ia disuruh melakukan maksiat, maka tidak ada keharusan mendengar dan mematuhi”. (H.R. Bukhari-Muslim)

Yang dimaksud ulil amri (pemimpin) di sini adalah pemimpin masyarakat di dalam berbagai segi kehidupan. Baik itu pemimpin keagamaan, masyarakat, organisasi atau pemimpin Negara. Setiap pemimpin mempunyai kebijaksanaan dan peraturan tersendiri, lebih-lebih pemimpin dalam suatu Negara, sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Dalam rangka menciptakan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera, tentunya harus ada aturan yang harus diikuti dan dipatuhi oleh setiap rakyatnya.

Pada hadits di atas Nabi Muhamad SAW berpesan kepada setiap muslim hendaknya mendengar dan mematuhi apa-apa yang menjadi keputusan, kebijaksanaan dan perundang-undangan yang telah dibuat oleh para pemimpinnya atau pemerintahnya. Baik keputusan atau perundang-undangan itu ia senangi atau tidak. Peraturan atau perundang-undangan yang dikeluarkan oleh pemimpin bisa jadi disenangi, karena memberi manfaat dan keuntungan pada dirinya. Dan bisa jadi peraturan atau perundang-undangan itu tidak disenanginya, karena dapat merugikan dirinya atau tidak dapat memberikan manfaat baginya, walaupun mungkin akan memberikan manfaat pada orang lain.

Selama peraturan atau perundang-undangan itu tidak bertentangan dengan perintah Allah dan Rasul-Nya, maka sebagai muslim yang baik harus mematuhinya. Seorang muslim harus berpandangan luas, tidak hanya memikirkan dirinya sendiri. Sebab pemimpin tidak hanya memikirkan kepentingan orang pribadi, tapi untuk kepentingan dan kemaslahatan umum.

Oleh karena itu, bila pemimpin memerintahkan kaum muslimin untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan kepentingan kaum muslimin, maka Rasulullah mewajibkan umatnya untuk mentaatinya, baik perintah itu ia senangi atau tidak. Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 216 ;
وَعَسَى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـأً وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ (الْبقرة : 216)
Artinya: “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik  bagimu”. (Q.S Al Baqarah:216)

Kemudian suatu urusan apabila oleh kaum muslimin dianggap baik, maka di sisi Allah juga baik, sesuai dengan sabda Rasulullah SAW:

عَنْ اَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. مَا رَآهُ اْلمُسْلِمُوْنَ حَسَنًا فَهُوَ عِنْدَ اللهِ حَسَنٌ (رواه احمد)
Artinya: “Dari Anas ra, berkata: Rasulullah SAW bersabda: Apa yang dianggap oleh kaum muslimin sesuatu itu baik, maka di sisi Allah juga baik”. (HR. Ahmad)

Apabila Negara dalam keadaan genting, agama terancam dan pemimpin mengajak kaum muslimin untuk mempertahankannya, maka wajib dituruti. Begitu juga bila diminta berkorban harta benda, untuk membiayai Negara demi kemajuan bangsa, maka harus ditaati. Bila diminta untuk menjaga keamanan lingungan, dihimbau untuk memperhatikan masalah sosial, sudah sewajarnyalah dipatuhi. Segala perintah mereka wajib didengar dan ditaati, serta dilaksanakan, selama perintah itu tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

Kunci keberhasilan suatu Negara diantaranya terletak pada ketaatan, kesetiaan dan tanggung jawab warganya. Ketaatan kepada pemimpin berarti ketaatan kepada Rasul dan ketaatan kepada Rasul berarti ketaatan kepada Allah SWT. Sabda Rasulullah SAW:

مَنْ اَطَاعَنِى فَقَدْ اَطَاعَ اللهَ وَمَنْ عَصَانِى فَقَدْ  عَصَى اللهَ وَمَنْ يُطِعِ اْلاَمِيْرِ فَقَدْ اَطَاعَنِى وَمَنْ يَعْصِ اْلاَمِيْرَ فَقَدْ عَصَانِى. (متفق عليه)
Artinya: “ Siapa yang taat kepadaku, berarti ia taat kepada Allah, dan siapa yang durhaka kepadaku, maka berarti ia durhaka kepada Allah. Dan siapa yang taat kepada Amir (pemegang pemerintahan), berarti ia taat kepadaku, dan siapa yang durhaka kepada Amir, berarti ia durhaka kepadaku”. (Muttafaq Alaih)

Apabila kaum muslimin tidak mau mendengar dan tidak mematuhi dan tidak ada rasa tanggung jawab terhadap segala sesuatu yang terjadi di Negara tempat ia tinggal, maka kehancuranlah yang akan terjadi dan sekaligus menjadi bencana bagi umat Islam. Sebaliknya apabila Ulil Amri memerintahkan kea rah dilarang dan dimurkai Allah dan RasulNya, maka tidak boleg dituruti lagi perintahnya. Jadi, kepatuhan terhadap mereka mempunyai batasan tertentu, yakni selama mereka memimpin dan mengarahkan kepada hal-hal yang tidak termasuk maksiat. Dalam hadits lain Rasulullah bersabda:

لَاطَاعَةَ لِمَخْلُوْقٍ فِيْ مَعْصِيَةِ اْلخَالِقِ.
Artinya: “ Tidak boleh patuh kepada makhluk dalam hal maksiat kepda halik (Allah)”.

Contoh: Apabila ada pemimpin yang memerintahkan agar menghalangi orang yang hendak ibadah, merampas harta orang, memberikan kesaksian palsu dan minta bantuan untuk hal-hal yang tidak diridhai Tuhan, maka tidak perlu dipatuhi. Yang wajib dipatuhi adalah ketentuan Allah. Tetapi penolakan perlu dilakukan dengan arif dan bijaksana, untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Bahkan jangan segan-segan untuk meberikan masukan yang baik kepada pemerintah.

Dari uraian di atas jelaslah bahwa perintah ulil amri itu wajib dipatuhi selama bersesuaian dengan perintah Allah dan RasulNya. Tapi kalau ulil amri memerintahkan hal yang bertentangan dengan perintah dan larangan Allah dan RasulNya, dikala itu perintah mereka tidak wajib dipatuhi, bahkan harus dijauhi secara bijaksana.
Sederhana; Bukan Miskin Tapi Kaya. Kesederhanaan bukan berarti miskin, pelit atau bahkan menyiksa diri. Sebenarnya kesederhanaan ini muncul dari adanya pribadi yang kaya hati, kuat mengendalikan diri serta sikap peduli terhadap sesama. Orang yang terbiasa hidup sederhana akan lebih jernih melihat dan membaca dunia sekitar, dengan hati bening tanpa terhalang aksesoris berujung pujian. Kesederhanaan akan lebih menguatkan kepribadiannya.

Suatu bangsa akan bangkit dan maju jika pemerintah dan masyarakatnya memiliki keberanian untuk hidup sederhana, kemudian diikat dengan tali semangat dan cita-cita untuk membangun sebuah kebanggaan sebagai sebuah bangsa dan negara yang sederhana hidupnya akan tetapi begitu kaya dengan imajinasi, cita-cita dan adanya kecintaan alturistik, yakni perasaan bahagia dan bermakna hidupnya, dengan cara banyak memberi bukannya meminta atau mengambil belas kasih, bangsa yang produktif bukannya hanya konsumtif, berbakat bukannya plagiat.

Banyak tokoh besar dunia sang revolusioner dan pembangun peradaban besar pada umumnya hidup secara sederhana, yang kaya, yang melimpah dan yang besar adalah jiwanya, menjulang tinggi cita-citanya dan nalar kreatifnya. Dalam kehidupan begitu sederhana, sampai-sampai soal makan, pakaian dan tempat tinggal pun dipikirkan sebatas menjaga kesehatannya dan keamanan diri untuk terus berkarya.

Pada konteks nasional, dalam sebuah pemerintahan seringkali terlihat dimata bahwa para politisi juga pejabat tinggi yang terjerumus dan terjebak dalam alam pikir dan gaya hidup yang dangkal. Begitu sering menempatkan gaya hidup konsumtif dan kekayaan materi, sampai-sampai harus korupsi. Tentunya ini merupakan awal terjadinya kebobrokan dan kehancuran harkat martabat suatu negara, bangsa, masyarakat dan pribadinya sendiri.

Jika mengingat apa yang pernah dicontohkan oleh mantan presiden RI KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dimana beliau mengajarkan kepada bangsa ini untuk mendahulukan substansinya, tidak mendahulukan kemasan luarnya saja. Meskipun banyak yang tidak memahami dan berujung pada kontroversial, namun pada hakikatnya itu pun adalah pelajaran tentang kesederhanaan.

Seseorang yang begitu mementingkan kemasan luar, itu pertanda jika seseorang tersebut tengah mengalami krisis kepercayaan diri. Bisa jadi seseorang kekayaannya melimpah, namun tidak membuatnya silau dan menjadi tawanan dari kekayaannya. Harta adalah instrumen atau pelayan yang semestinya mengabdi pada pemiliknya, jangan sampai terbalik.

Ada pendapat mengatakan, di mana masyarakat saat ini sudah termanjakan dengan gaya hidup konsumtif, dengan biaya yang mahal. Pangsa yang sangat subur bagi produk-produk mutakhir adalah julukan masyarakat saat ini. Namun ketika semua itu mulai terkikis sirna, berbagai keluh kesah selalu bermunculan. Itu akibat keterbiasaan dengan hidup dimanjakan oleh berbagai fasilitas dan gaya hidup yang mewah. Al hasil semakin miskin kepercayaan diri, semakin miskin mental atau tidak cukup kuat menghadapi kerasnya kehidupan.

Itulah cerminan yang perlu kita cari kebenarannya. Jangan sekali-kali percaya sebelum membuktikan sendiri kebenarannya. Seseorang yang kaya itu bukan berarti memiliki segalanya, akan tetapi orang yang kaya itu adalah orang yang pikiran dan sikap hidupnya merasa cukup, menjadikan kesederhanaan sebagai konsep kehidupan yang dihayati dan dilakoni sehingga terbentuk menjadi sebuah jati diri.