TABAH SERTA SABAR DALAM COBAAN (Part I)

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْئٍ مِّنَ اْلخَوْفِ وَاْلجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ اْلاَمْوَالِ وَاْلاَنْفُسِ وَالثَّمَرَتِ, وَبَشِّرِ الصَّبِرِيْنَ. الَّذِيْنَ اِذَآاَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ, قَالُوْآ اِنَّا لِلهِ وَاِنَّا اِلَيْهِ رَجِعُوْنَ. اُوْلَئكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَتٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرَحَمَةٌ, وَاُوْلَئكَ هُمُ اْلمُهْتَدُوْنَ.

 Artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun”. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk”. (Q.S. Al Baqarah, 155-157)

Secara umum ayat ini mengemukakan adanya cobaan yang akan menimpa diri manusia, terutama orang yang beriman. Setelah itu Allah memberikan jalan keluarnya kepada orang yang ingin mendapat petunjukNya, berupa keberkahan yang sempurna dan rahmatNya.

Secara khusus ayat tersebut berkaitan dengan para sahabat Nabi. Mereka dalam mengamalkan dan menyiarkan Islam banyak mendapat tekanan dan rintangan, baik yang bersifat fisik maupun mental. Cobaan dan rintangan datang silih berganti dalam berbagai keadaan. Orang-orang kafir quraisy mengancam Nabi dan para sahabat terus menerus, begitu juga Yahudi dan orang-orang munafik yang menggerogoti dari dalam. Semua itu adalah cobaan dari Allah semata.

Namun demikian, ayat ini juga berlaku untuk semua manusia dari segala zaman. Dalam menghidupi hidup ini segala macam cobaan akan datang silih berganti, lebih-lebih bagi para penegak kebenaran. Tapi yakinilah bahwa semuanya itu aan dapat diatasi dengan baik bila dijalani sesuai dengan petunjuk Allah.

Cobaan-cobaan yang akan datang kepada manusia berdasarkan surat Al Baqarah ayat 155 ialah rasa takut, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan atau makanan.

  • Rasa Takut  (الخوف) 
Rasa takut ini menghantui sebagian para sahabat Nabi, karena ancaman orang musyrik (kaum quraisy) dari Makkah dan ancaman kabilah-kabilah dari luar kota Madinah yang bermaksud hendak menyerang Madinah, fitnah orang Yahudi selalu mengintai kesempatan dan ancaman orang munafik yang selalu merongrong dari dalam. 
Dalam keadaan senang atau susah, rasa takut atau khawatir seringkali dialami dalam kehidupan manusia, misalnya takut kehilangan orang yang paling dicintai, takut kehilangan harta, kehilangan kasih saying, kehilangan kesehatan, kehilangan ketampanan, kecantikan, takut kehilangan pekerjaan dan yang paling ditakuti lagi adalah kematian.
  • Kelaparan  (الجوع)
Cobaan yang kedua yang dirasakan manusia adalah rasa lapar atau kelaparan. Lapar bisa terjadi karena tidak mempunyai sesuatu untu dimakan atau kehabisan bekal pada saat bepergian atau lapar pada saat melaksanakan kewajiban puasa. Untuk orang yang tidak kuat imannya, rasa lapar dapat membuat diri lupa akan hak-hak dan kewajiban. Lupa kepada Tuhan, lupa apakah yang dimakan itu haknya atau bukan, apakah itu halal atau haram dan sebagainya. Rasa lapar yang berkepanjangan terkadang membuat orang rela menukar aqidahnya. Untuk itu Rasulullah SAW mengingatkan: 
كَادَ اْلفُقْرَ اَنْ يَّكُوْنَ كُفْرًا

Artinya: “Nyaris kefakiran menjadikan seseorang kufur”
  • Kekurangan Harta   ( نقص من الاموال)
 Para sahabat Nabi yang berhijrah ke Madinah, umumnya meninggalkan harta bendanya di Makah. Mereka hidup dalam kesederhanaan bahkan serba kekurangan, walaupun untuk beberapa lama mereka dijamin dan dibantu oleh orang-orang Anshar. Allah melimpahkan rizki kepada hambaNya tidak sama, ada yang dilebihkan sementara yang lainnya kurang dan sedikit. Allah  lah yang mengetahui rahasia ini semua. Perjalanan hidup manusia tidak ubahnya seperti lautan, ada pasang dan surut, pada saat ia berada di atas, pada saat yang lain berada di bawah. Itulah kehidupan dunia.
  • Jiwa  (الانفس)
Orang Islam yang hijrah ke Madinah tanpa membawa bekal dan jauh dari sanak keluarga, tentu sedikit banyak mempengaruhi jiwanya. Pada saat itu jiwa mereka sedang dicoba Tuhan. Mereka tidak tahu apakah dapat kembali ke kampong halamannya berkumpul bersama keluarganya atau tidak. Bukan hal yang mudah untuk mengatasi itu semua.
kita maklum, ketenangan dan eresahan jiwa seseorang erat kaitannya dengan keadaan kehidupan yang dialaminya. Banyak sebab yang menjadikan jiwa tidak tenang dan resah, misalnya karena kematian orang yang dicintai, apaah itu istri atau anak, atau karena cita-citanya yang tidak tercapai, memuncaknya tekanan ekonomi keluarga dan sebagainya.
  • Buah-buahan ( الثمرت)
Cobaan yang terakir yang diberikan Allah kepada manusia berdasarkan ayat di atas tadi adalah kekurangan buah-buahan atau bahan makanan. Hasil bumi seperti buah-buahan atau bahan makanan di setiap negeri tidak sama. Apa yang ada di tanah Arab tidak sama dengan apa yang ada di Indonesia begitu juga di Negara lainnya. Tapi Allah telah mengatur sesuai dengan kondisi di negeri masing-masing.
Pada suatu saat buah-buahan melimpah, tapi dilain waktu bisa mengurang bahkan sangat kekurangan. Kekurangan buah-buahan atau bahan makanan bukan semata-mata hasil panen yang kurang baik, tapi bisa terjadi karena adanya permainan yang sengaja oleh pihak tertentu yang ingin menyengsarakan orang lain.

Pada masa Rasulullah SAW kekurangan buah-buahan suka terjadi, akibatnya banyak umat Islam termasuk Nabi kadang-kadang hanya makan dua buah kurma dalam sehari. Ingat kejadian yang menimpa umat Islam ketika diboikot oleh kaum kafir quraisy di Makkah.

Beberapa puluh tahun yang lalu di Indonesia pernah terjadi kelaparan yang sangat berat, kelaparan terjadi di mana-mana secara merata. Banyak orang yang memakan sesuatu yang tidak pantas untuk dimakan.

Demikianlah lima macam cobaan yang menimpa manusia berdasarkan surat Al Baqarah ayat 155-157. Bagi orang yang beriman tidak ada jalan lain kecuali menerimanya dengan lapang dada dan diyakininya bahwa itu semata-mata cobaan dari Allah SWT kemudian berusaha sekuat tenaga untuk mengatasinya. Untuk itulah ayat ini dilanjutkan dengan, “Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang bersabar”. to be continue....

0 komentar:

Post a Comment