j
TERTULIS
KISAH CERITA YANG TIDAK BISA KULUPA
a rose for you |
Pelan juga
lebih perlahan kuhembuskan nafas, mencoba untuk menenangkan hati, perasaan
serta fikiranku, untuk mulai kumenulis ini. Berawal dari rasa keinginanku
bagaimana agar kisahku ini menjadi pelajaran bagiku yang sekaligus mampu menjadi
kenangan nanti dan tidak akan bisa utntukku melupakannya. Aku harap akan lebih
tenang dan lebih dari segala ketenangan hati. Sampai harus kulantunkan syukur
kepada Tuhan YME yang telah memberikan nikmat kepadaku berupa ketenangan lahir
dan batin, hingga mampu kutulis kisah ini.
Pada saat
itu, 30 Mei 2012 tepat pukul 15.00 aku dan dia berada di perjalanan dari
Tulungagung menuju ke kota Kediri. Diperjalanan terasa santai dengan teriring
obrolan-obrolan kecil yang kemudian harus terhenti ketika aku teringat Hand
Pone (HP)ku. Niat inginku untuk sms kakak sekedar memberitahukan kalau aku akan
mampir ke rumah. Namun, aku kaget ketika aku merasakan aneh saat mulai kumau
mengambil HP di sakuku, dan ternyata Hpku tidak ada di dalam sakuku. Oh Tuhan, sampai
di dalam tas juga kucari namun tidak kutemukan. Ini kedua kalinya aku ceroboh
dengan Hpku sendiri dan hilang. Karena perasaan kacau juga galau, akhirnya
terpaksa aku tidak bisa melanjutkan perjalanan ke Kediri dan aku harus kembali
lagi ke Tulungagung. Akan tetapi bukan aku merasa pesimis, hanya aku merasa
sudah tidak yakin kalau aku bisa menemukan Hpku yang hilang tadi. Akhirnya aku
memutuskan tidak mencari HP tadi, namun aku mengajak dia untuk pergi bersantai
di alun-alun Tulungagung. Aku benar-benar merasa kacau semenjak Hpku hilang
lagi, namun saat itu pula aku juga terus terang bahwa dia juga telah mengurangi
kekacauanku tadi. Aku merasa tenang, aku sedikit terlupakan kekacauan dan
kegalauanku tadi karena aku lagi bersama dia. Akirnya aku yakin dan aku sudah
memutuskan untuk pergi ke alun-alun Tulungagung bersama dia, barang kali dengan
bersantai bersamanya aku aku tidak akan lebih kacau lagi memikirkan Hpku yang
hilang. Sungguh bersamanya aku merasa tenang.
Sesampai di tempat
tujuan aku dan dia langsung menuju ke Masjid Agung Al-Munawar, kebetulan saat
itu aku dan dia juga sama-sama belum sholat ashar. Sebenarnya inginku ajak dia
untuk berjama’ah, namun aku ingat kalau ada satir yang memisah, akhirnya kami
berdua munfaridan. Seusai sholat aku dan dia langsung menuju ke alun-alun. Ihir,,aku
seneng dengan menggandeng tangannya saat menyebrang menuju alun-alun. Tiba di
alun-alun mencari tempat duduk untuk bisa bersantai-santai sampai akhirnya
kedatangan seseorang yang menawarkan makanan dan minuman. Kami hanya memesan
minuman saja. Sambil menunggu pesanan tadi datang, aku coba untuk memulai
mengobrol tentang kesalahanku sebelumnya dan mengklarifikasikan kejadian yang
sebenarnya. Kumulai dengan ku meminta ma’af kepadanya dan kememinta apa yang
kuinginkan, yakni inginku untuk tetap bersama dia. Namun suasana berganti, dan
aku tahu apa penyebabnya, namun kucoba untuk tegar menghadapi. Ku ulang, dan
kucoba untuk tetap mengulangi apa yang aku minta darinya, dan permintaan maaf
tetap kusampaikan padanya atas segala salahku. Dan pada akhirnya yang aku
tunggupun datang, 2 ES Jeruk yang kami pesan tadi,, HeHeHeHe,,,, bukan itu yang
datang,, itu mah, masih lama datangnya,, katanya Cuma lima menit, tapi malah
hampir 30 menit datangnya. Lalu, apa yang sudah datang tadi?... yang datang
tadi adalah, lantunan maaf yang santai dari dia dan aku coba untuk bisa
merasakan korelasi getaran suara dan hatinya. Namun sayang seribu sayang, dia
tidak bisa memberikan permintaanku yang kedua, yaitu keinginannku untuk tetap
bisa bersama dia. Dia tetap menyuruhku untuk mencari yang lain, dia menyuruhku
untuk jangan mengharapkan dia lagi, “kita berteman saja...” dengan tegas dia
mengatakannya kepadaku. Dengan santai dan tegar kemendengarnya, kucoba untuk
tetap tegar dengan apa yang menjadi keputusannya. Dengan perlahan meski nafasku
sudah mulai tidak teratur lagi, kucoba perlahan untuk mulai berbicara dan
meminta apa yang aku inginkan untuk bisa tetap bersamanya. Keras, tegas, dan
bijak dia tetap mengatakan hal yang sama dan pada saat itu pula aku melihat
pipinya mulai tertesi air mata. Aku sungguh dan mersasa bertambah salah
kepadanya. Aku sangat bingung dan bimbang bagaimana aku untuk bisa mencoba
menghentikan dan atau mengurangi tangisnya. Namun, dia tetap lagi mengatakan
hal yang sama dengan menambah cerita yang tidak ada orang lain tau, bahkan
kedua orang tuanya pun juga tidak tahu. Namun dia beranikan untuk menceritakan
kepadaku dan itu sebagai alasan dia mengajakku untuk berteman saja dan jangan
mengharapkan lagi. Panjang lebar apa yang dia ceritakan, apa yang dia katakan
kepadaku, sampai saat itu aku masih mampu juga untuk tetap tegar menghadapinya.
Namun seperti pepatah mengatkan, “sekeras-kerasnya batu, akan lunak juga dengan
tetesan air”, dengan keputusannya untuk menyuruhku pulang dan pada saat itu
pula aku sudah tidak kuasa untuk membendung dan akhirnya tertetes pula air
mataku. Tidak bisa setegar yang awal tadi, dengan aku menangis aku coba untuk
tetap mengatakan kepadanya, kalau aku sayang dia apa adanya. Apa yang menjadi
pengalamannya, apa yang dialami sebelumnya, aku tetap menginginkan tetap
bersamanya. Terus terang hanya rasa sayangku ini yang sampai aku tak mampu
menahan tangisku. Ini bukan berarti aku cEngEng, namun sebisa mungkin aku
katakan padanya, kalau apa yang aku katakan padanya berlandaskan rasa
bersalahku dan keinginannku serta tanggungjawabku atas segala kesalahan yang
pernah aku buat kepadanya, dan aku ingin membuktikan tanggungjawabku kepadanya
kalau aku bisa dan mampu berusaha untuk berubah menjadi lebih baik lagi. Namun apa
daya, dia tetap berpendirian teguh atas keputusankku, dengan dasar kasihan
kepadaku, meski sebenarnya akupun tak pantas untuk dikasihani.
Aku rasa itu
saja yang bisa aku tulis, aku minta maaf karena sebenarnya masih banyak hal
yang belum aku ceritakan diatas tadi.
Akan kututup
tulisanku ini dengan seuntai kata, barangkali dia membaca tulisanku, sekaligus
ini sebagai ucapan maafku sekali lagi kepadanya,
“ _ _ _ aku
sangat minta maaf padamu, karena aku telah berbohong kepadamu, itu aku lakukan
karena agar kamu tetap pulang bersamaku, aku tidak ingin kamu pulang sendirian.
Asal kamu tau, sungguh dan tetap sungguh aku ingin bersamamu, apapun alasan
kamu, apapun yang menjadi alasan kamu menyuruhku untuk tidak mengharapkanmu,
tapi jujur aku tetap inginkanmu, tak bisa ku coba untuk melupakanmu, tak bisa
aku tanpamu, karena aku sayang kamu, dan aku sayang kamu bukan dengan cara aku
harus tanpamu, aku tidak namun perlu pean ketahui
aku tetap mempertahankan cinta ini, dan dilain waktu aku berharap kau bisa
menerima. Sekali lagi maaf tadi aku telah berbohong kepadamu, karena aku ingin
denganmu, aku tidak ingin kalau harus tanpamu, aku mencintiaimu lahir dan
batinku”
Dan seraya
aku berdo’a kepada-Mu Tuhan, aku memohon kepada-Mu, jagalah dia di waktu malam,
pagi, siang dan hingga malam yang dinginpun harus datang menghantuinya. Berilah
dia kekuatan, berilah dia kesehatan, berilah dia ketabahan dan kesabaran,
berilah dia rasa ketenangan dan seraya dia selalu akan teringat kepada-Mu
Tuhan. Dan sekali lagi pintaku kepada-Mu Tuhan, Semoga cintaku ini bisa bertahan,
semoga Engkau Tuhan tetap beriku kekuatan, karena aku yakin bagiku cinta ini bisa
bertahan, dan rasa cinta ini tidak akan hilang sampai nanti Tuhan.
Oh,, ada yang
lupa, meski kau meminta aku berteman, tapi aku ingin aku untuk tetap bisa
berkomunikasi denganmu, baik sms atau bahkan kalau bisa kasih aku kesempatan
untuk aku tetap bisa telfon denganmu,,, tapi kalau aku sudah selesai dari
galeri dan aku punya HP lagi,,HeHeHeHeHe dan tolong sms aku ya setelah pean
sudah membaca tulisanku ini, Please !!!!!!!
Untukmu aku
sampaikan terimakasih dan beribu-ribu aku sampaikan terimakasih karena pean telah
memaafkanku.
Sekali lagi
untuk menutup tulisanku ini aku juga tidak lupa untuk minta maaf lagi, karena
aku telah berbohong pada pean, karena aku tetap cinta dan sayang dengan pean,
dan nantinya aku sangat mengharapkan pean untuk tetap bisa bersamaku Ayu.
Ups,,maaf
keceplosan menyebutkan namanya,,, ah tapi tak apa lah,, karena memang engkau
yang aku maksud sejak awal tulisan saya tadi.
Untukmu, aku
sayang kamu, aku cinta kamu, kau yang aku inginkan.
actor and author of the story |
0 komentar:
Post a Comment