# Gitu Aja Kog Repot #
Wacana politik yang sangat popular pada saat Gus Dur menjadi Presiden adalah kalimat “gitu saja kok repot!”. Kini papua bergolak akibat ulah investor. Kalimat dari Gus Dur itu pun hadir kembali di tengah kita dengan sedikit modifikasi: “Gitu saja kok Freeport!”
# Lebih Enak Jadi Makelar Motor #
“Gus, apakah Gus Dur ikut menjadi mak comblangnya Dessy dengan Latief?” Tanya wartawan pada saat isu pernikahan Menteri Tenaga Kerja A Latief dengan artis Dessy Ratnasari beredar.
“Ah, nggak! Daripada jadi makelar begituan, lebih enak jadi makelar motor”. jawab Gus Dur
Mendengar jawaban tersebut, si wartawan terus mengejar, “Apakah untungnya lebih besar kalau jadi makelar motor, Gus?”
“Bukan begitu. Bayangkan kalau menjadi makelar orang kawin itu susah. Kalau makelar sepeda motor kan bisa ngelapi dan nyobain, lalu numpaki. Coba, mana bisa begitu kalau jadi makelar kawinan? Jangankan mau numpaki, mencet klaksonnya saja dilarang.” jawab Gus Dur.
# Kaum Almarhum #
Mungkinkah Gus Dur benar-benar percaya pada isyarat dari makam-makam leluhur? Kelihatannya memang dia percaya, sebab Gus Dur selalu siap dengan gigih dan sungguhsungguh membela “ideology”nya itu. Padahal hal tersebut sering membuat repot para koleganya.
Tapi, ini mungkin jawaban yang benar, ketika ditanya kenapa Gus Dur sering berziarah ke makam para ulama’ dan leluhur.
“Saya datang ke makam, karena saya tahu. Mereka yang mati itu sudah tidak punya kepentingan lagi”, katanya.
# Berdoa Sebelum Makan #
Waktu Gus Dur menjabat Presiden RI, sekali waktu beliau bertamu dengan para room (pastor) seluruh Keuskupan Agung Semarang, dan tidak ketinggalan Gus Dur menyelipkan ceritanya. Pastor-pastor itu di sebuah negeri senang berburu binatang buas.
Sekali waktu, selesai misa hari Minggu, seorang pastur pergi ke hutan berburu binatang buas. Ia melihat seekor harimau. Langsung sang pastor mengokang senapannya dan menembak: “Dor-dor!” Wah, ternyata tembakannya meleset dan sang harimau balik mengejar sang pastor. Pastor segera berlari mengambil langkah seribu. Tiba-tiba si pastor berhadapan dengan jurang yang dalam. Si pastor langsung berhenti, berlutut dan mengatupkan tangannya berdoa sebelum diterkam harimau. Berdoa sebelum mati.
Selesai berdoa, sang pastor terheran-heran karena ternyata ia masih hidup, tidak diterkam harimau. Waktu ia menoleh ke kanan, dilihatnya harimau itu berlutut di sampingnya dan berdoa sambil mengatupkan kedua kaki depannya, seperti orang Katolik mengatupkan kedua tangannya ketika sedang berdoa. Si pastor lalu bertanya kepada harimau, “Harimau, kamu kok tidak menerkam saya, malah kamu ikut-ikutan berdoa seperti saya, mengapa?”. Jawab harimau: “ya, saya sedang berdoa (berdoa sebelum makan)!”.
Wacana politik yang sangat popular pada saat Gus Dur menjadi Presiden adalah kalimat “gitu saja kok repot!”. Kini papua bergolak akibat ulah investor. Kalimat dari Gus Dur itu pun hadir kembali di tengah kita dengan sedikit modifikasi: “Gitu saja kok Freeport!”
# Lebih Enak Jadi Makelar Motor #
“Gus, apakah Gus Dur ikut menjadi mak comblangnya Dessy dengan Latief?” Tanya wartawan pada saat isu pernikahan Menteri Tenaga Kerja A Latief dengan artis Dessy Ratnasari beredar.
“Ah, nggak! Daripada jadi makelar begituan, lebih enak jadi makelar motor”. jawab Gus Dur
Mendengar jawaban tersebut, si wartawan terus mengejar, “Apakah untungnya lebih besar kalau jadi makelar motor, Gus?”
“Bukan begitu. Bayangkan kalau menjadi makelar orang kawin itu susah. Kalau makelar sepeda motor kan bisa ngelapi dan nyobain, lalu numpaki. Coba, mana bisa begitu kalau jadi makelar kawinan? Jangankan mau numpaki, mencet klaksonnya saja dilarang.” jawab Gus Dur.
# Kaum Almarhum #
Mungkinkah Gus Dur benar-benar percaya pada isyarat dari makam-makam leluhur? Kelihatannya memang dia percaya, sebab Gus Dur selalu siap dengan gigih dan sungguhsungguh membela “ideology”nya itu. Padahal hal tersebut sering membuat repot para koleganya.
Tapi, ini mungkin jawaban yang benar, ketika ditanya kenapa Gus Dur sering berziarah ke makam para ulama’ dan leluhur.
“Saya datang ke makam, karena saya tahu. Mereka yang mati itu sudah tidak punya kepentingan lagi”, katanya.
# Berdoa Sebelum Makan #
Waktu Gus Dur menjabat Presiden RI, sekali waktu beliau bertamu dengan para room (pastor) seluruh Keuskupan Agung Semarang, dan tidak ketinggalan Gus Dur menyelipkan ceritanya. Pastor-pastor itu di sebuah negeri senang berburu binatang buas.
Sekali waktu, selesai misa hari Minggu, seorang pastur pergi ke hutan berburu binatang buas. Ia melihat seekor harimau. Langsung sang pastor mengokang senapannya dan menembak: “Dor-dor!” Wah, ternyata tembakannya meleset dan sang harimau balik mengejar sang pastor. Pastor segera berlari mengambil langkah seribu. Tiba-tiba si pastor berhadapan dengan jurang yang dalam. Si pastor langsung berhenti, berlutut dan mengatupkan tangannya berdoa sebelum diterkam harimau. Berdoa sebelum mati.
Selesai berdoa, sang pastor terheran-heran karena ternyata ia masih hidup, tidak diterkam harimau. Waktu ia menoleh ke kanan, dilihatnya harimau itu berlutut di sampingnya dan berdoa sambil mengatupkan kedua kaki depannya, seperti orang Katolik mengatupkan kedua tangannya ketika sedang berdoa. Si pastor lalu bertanya kepada harimau, “Harimau, kamu kok tidak menerkam saya, malah kamu ikut-ikutan berdoa seperti saya, mengapa?”. Jawab harimau: “ya, saya sedang berdoa (berdoa sebelum makan)!”.
# Sate Babi #
Suatu ketika Gus Dur dan ajudannya terlibat percakapan serius,
Ajudan : “Gus, menurut Anda makanan apa yang haram?
Gus Dur : “Babi”
Ajudan : “yang lebih haram lagi”
Gus Dur : “mmm,,, babi mengandung babi”
Ajudan : “yang paling haram?”
Gus Dur : “mmm,,,nggg….babi mengandung babi tanpa tahu bapaknya dibuat sate babi!”.
# Cuma Takut Tiga Roda #
Suatu hari, saat Abdurrahman Wahid menjabat sebagai Presiden RI, ada pembicaraan serius. Pembicaraan bertopik isu terhangat dilakukan selesai menghadiri sebuah rapat di Istana Negara.
Diketahui, pembicaraan itu mengenai wabah demam berdarah yang kala itu melanda kota Jakarta. Gus Dur pun sibuk memperbincangkan penyakit mematikan tersebut.
“Menurut Anda, mengapa demam berdarah saat ini semakin marak di Jakarta Pak?” Tanya seorang menterinya.
“Yak arena Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso melarang bemo, becak dan sebentar lagi bajaj dilarang beredar di kota Jakarta ini. Padahal kan nyamuk sini cuma takut sama tiga roda…!”.
# Membuang Presiden #
Apa akibatnya kalau seorang Presiden terlampau lama memegang kekuasaan? Apalagi jika ditambah seringnya ia membohongi rakyatnya sendiri? Tentu rakyat akan protes dan marah, karena menganggap presidennya telah berkhianat.
Tapi ini cerita Gus Dur tentang seorang presiden Filipina yang punya tiga orang anak. Merasa ayah mereka adalah orang nomor satu di negerinya, anak-anak sang presiden pun lantas bertingkah neko-neko.
Anak kedua presiden ingin mencari popularitas dengan menyebarkan jutaan lembar uang kertas pecahan 5 peso dari sebuah pesawat terbang.
Kakaknya tidak ingin kalah pamor. Dengan pesawat yang digunakan adiknya sebelumnya, sang kakak menyebarkan jumlah uang jauh lebih banyak dari adiknya.
Anak perempuan presiden juga ingin popular, tapi tidak ingin meniru cara yang dilakukan oleh kedua kakaknya. Karena bingung, ia pun bertanya kepada pilot pesawat yang ikut menyebarkan uang bersama kedua kakaknya itu.
“Mas kapten, aku ingin popular seperti kedua kakakku sebelumnya, tapi tindakan popular apa yang bisa membahagiakan rakyat?”.
“Gampang sekali, buang saja ayah nona dari atas pesawat”.
# Becak, Dilarang Masuk #
Saat menjadi Presiden, Gus Dur pernah bercerita kepada menteri pertahanan Mahfud MD tentang orang Madura yang katanya banyak akal dan cerdik.
Ceritanya ada seorang tukang becak asal Madura yang pernah dipergoki oleh polisi ketika melanggar rambu-rambu “becak dilarang masuk”. Tukang becak itu masuk ke jalan yang ada rambu-rambu gambar becak disilang dengan garis hitam yang berarti jalan itu tidak boleh dimasuki becak.
“Apa kamu tidak melihat gambar itu? Itu kan gambar becak tidak boleh masuk jalan ini” bentak pak polisi. “Oh saya melihat pak, tapi itu kan gambarnya becak kosong pak, tidak ada pengemudinya. Becak saya kan ada yang mengemudi, tidak kosong berarti boleh masuk,” jawab si tukang becak.
“Bodoh, apa kamu tidak bisa baca? di bawah gambar itu ka nada tulisannya bahwa becak dilarang masuk” bentak pak polisi lagi.
“Tidak pak, saya tidak bisa baca, kalau saya bisa membaca maka saya jadi polisi seperti sampean, bukan jadi tukang becak begini,” jawab si tukang becak kepada pak polisi sambil cengengesan.
# Argometer Japan yang Cepat #
Di luar hotel Hilton, Gus Dur bersama sahabatnya yang seorang turis Jepang mau pergi ke Bandara. Mereka naik taksi di jalan, tiba-tiba saja ada mobil kencang banget, menyalip taksi tersebut. Dengan bangga si Jepang berteriak, “Aaah Toyota made in Japan sangat cepat..!”.
Tidak lama kemudian mobil lain nyalip juga taksi tersebut. Si Jepang teriak lagi “Aaaah Nissan made in Japan sangat cepat,”. Enggak lama kemudian lewat lagi satu mobil menyalip mobil tersebut dan si Jepang teriak lagi “Aaaah Mitsubisi made in Japan sangat cepat,,,!” Gus Dur dan sopir taksi itu merasa kesal melihat si Jepang ini benar-benar nasionalis. Kemudian, sesampainya di bandara, sopir taksi itu bilang ke si Jepang,
Sopir Taksi : “100 dolar please,,,,”
Si Jepang : “100 dolars,,? Its not that far from the hotel,,,,!”
Gus Dur : “Aaaahh….Argometer made in Japan kan sangat cepat sekali!!”.
Sumber:
Judul : KH. ABDURRAHMAN WAHID (GUS DUR)
Penyusun : As Rozi, Macho
Penerbit : Pustaka A’lam
Cetakan : Januari 2010
0 komentar:
Post a Comment