Selamat Hari Ibu


Ibu...
Kau kuat menanggung beban kandunganmu
selama sembilan bulan
 
Ibu...
Kau selalu sabar membiarkanku berada di sana
hingga aku lahir di dunia
 
Ibu...
Kau saksi betapa sakit persalinan
batas tipis hidup mati yang kau pertaruhkan untukku
 
Ibu...
Saat tangis mungilku terdendangkan
berderai tangis harumu yang beriringi senyuman kebahagiaan
 
Ibu...
Kau selimuti aku dengan kasih sayang
dengan tulus dan tak terbantahkan
 
Ibu...
Begitu indah caramu membesarkanku
meski harus menempuh lika-liku hidup
 
Ibu...
saat aku dewasa
tak ingin diriku menjadi saksi beribu-ribu pilumu
 
Ibu...
Aku ingin kau senantiasa bahagia
meski dalam sahaja
 
Ibu...
Hingga suatu ketika tiba
ku tak melihatmu
Inilah aku, sebagai bukti kasih sayang dan ketulusanmu
 
Ibu...
semoga kau selalu bahagia
selalu dalam ampunan-Nya
 
Ibu...
Aku sayang padamu
Aku terus mendi'akanmu Ibu
Tanpa ku merasakan sapamu
ku ucapkan "Selamat Hai Ibu"

Hari Ibu di Indonesia dirayakan pada tanggal 22 Desember dan ditetapkan sebagai perayaan nasional. Hari Ibu merupakan peringatan atau sebuah perayaan terhadap peran seorang Ibu di dalam keluarganya, baik unuk sang suami, anak-anaknya atau pun dalam lingkungan sosial masyarakat. Hari Ibu juga sebagai hari kebangkitan perempuan Indonesia dan persatuan-kesatuan kaum perempuan yang tidak terlepas dari peran kebangkitan dan perjuangan bangsa. Banyak macam perayaan atau peringatan yang dilakukan untuk memperingati hari ibu, biasanya dengan membebaskan ibu dari tugas domestik yang itu dalam sehari-hari dianggap sebagai kewajibannya.  

Peran seornag ibu dalam agama begitu diistimewakan, begitu dihargai dan sangat dihargai. Dikisahkan : "Suatu ketika datanglah seseorang kepada Rasulullah SAW dan bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak saya hormati dan patuhi sebaik-baiknya?" Beliau menjawab, "Ibumu". Ia bertanya, "Kemudian siapa?" Beliau menjawab, "Ibumu", Ia bertanya. "Kemudian siapa?" Beliau menjawab, "Ibumu". Dan ia bertanya lagi, "Kemudian siapa?", Beliau menjawab, "Ayahmu".

Tidak diragukan bahwa di dalam Islam, kedudukan seorang Ibu sangat dihargai dan dihormati. Rasulullah pun mencontohkan betapa beliau sangat menghormati Ibunda yang melahirkan dengan cara berbakti sepenuhnya walaupun kebersamaannya tidak begitu lama. Betapa besar jasa dan pengorbanan seorang ibu kepada anaknya, termasuk kita semua. pernahkah tersadarkan oleh kita, jika di tengah-tengah kesibukan sehari-hari, terkadang kita lupa terhadap peran dan jasa seorang ibu yang telah diberikan kepada kita.

Sementara itu sejarah di mana dinobatkannya 22 Desember di Indonesia sebagai hari Ibu adalah diawali dari bertemunya para pejuang wanita dalam kongres Perempuan Indonesia I pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta di gedung Dalem Jayadipuran yang sekarang sebagai kantor Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional. Salah satu dari hasil kongres tersebut adalah membentuk Kongres Perempuan yang dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia. Pada dasarnya organisasi perempuan tersebut sudah ada sejak tahun 1912, diawali perjuangan para pahlawan wanita abad ke-19 diantaranya Marta Christina Tiahahu, Cut Nyak Dhien, Tjot Nyak Muetia, R.A Kartini, Maria Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Ahmad Dahlan dan lain-lainnya.

Kembali ke Hari Ibu, dimana kita perlu mengerti dan menjaga sikap agar bagaimana misi dari adanya Hari Ibu ini tidak keluar dari koridor yang sebagaimana mestinya. Hanya saja kita perlu mengingat kembali serta mengenang jasa para pahlawan wanita yang ikut memperjuangkan bangsa ini. Dalam konteks kekeluargaan, maka kita perlu mengingat juga menghargai serta menghormati peran seorang ibu yang begitu besar jasanya yang telah diberikan kita. Apapun itu, dan bagaimanapun, juga dimanapun di Hari Ibu ini mari kita rayakan dengan sebaik-baiknya dengan keyakinan berdo'a terkhususkan untuk sang ibu, semoga amalnya, jasa, pengobanan dan kebaikannya akan mendapatkan balasan dari Tuhan YME. Amiin.

Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
Lewati rintang untuk aku anakmu

Ibuku sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki penuh darah penuh nanah

Seperti udara kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas...
Ibu
Ibu

Ingin kudekap dan menangis dipangkuanmu
Sampai aku tertidur bagai masa kecil dulu

Lalu do'a-do'a baluri sekujur tubuhku
Dengan apa membalas...
Ibu
Ibu
                {Iwan Fals}


Sumber:
http://bahasa.kompasiana.com/2011/12/17/pidato-perayaan-hari-ibu/
http://id.wikipedia.org/wiki/Hari_Ibu


2 comments: