Wall Facebook: Dinding Ratapan Yahudi

"Sesungguhnya hanyalah kepada Allah Aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan Aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya."

dinding ratapan Yahudi
Berdoa, memohon,mengadu dan mengeluh adalah tepat hanya kepada Tuhan. Apa yang tengah terjadi pada kita, pada dasarnya adalah merupakan kehendak-Nya, agar bagaimana kita bisa bersyukur dan bertaubat kepada-Nya. Begitupun dalam dunia ini, Tuhan telah menciptakan segala sesuatu dengan berpasangan. Kalau ada siang, sudah pasti ada malam, kalau ada positif sudah pasti ada negatif. Itulah karenanya supaya salah satu diantaranya saling melengkapi dan saling memperbaiki.

Benarkah wall facebook adalah dinding ratapan Yahudi? Sebelum jauh membahas terkait wall facebook, sebelumnya perlu saya sampaikan, meski segala sesuatu terciptakan secara berpasangan, dan sampai facebook ini di samoping memiliki segi positif. Tentunya pasti memiliki segi negatif pada facebook. Bukan kemudian saya bermaksud akan menguak negatif dari facebook agar teman-teman semua berhenti menggunakan facebook, akan tetapi ini sebagai bentuk sosialisasi dan bahan untuk introspeksi diri, supaya ke depannya kita tidak salah melangkah.

Secara bahasa wall adalah dinding. Wall facebook berarti dinding facebook. Fungsi awal dari wall facebook atau facebook adalah sebagai tempat bersosialisasi dan berbagi dengan teman-teman, berbagi pengalaman, pengetahuan, wawasan dan sebagainya. Namun saat ini percaya atau tidak, disadari atau tidak, ternyata wall facebook faktanya telah beralih fungsi. Facebook kini tengah berfungsi sebagai tempat untuk berdo’a atau bahkan meratapi nasib yang sedang menimpa pemilik akun. Sekarang cobalah temen-temen semua perhatikan beranda atau wall facebook! Di sana mungkin terlihat bahwa teman-teman kita di facebook banyak yang berdo’a, banyak yang mengeluh, bahkan meratapi kehidupan di dinding facebooknya. Lalu kalau wall facebook faktanya seperti ini, apa bedanya dengan tembok ratapan di Yerussalem, yang juga sebagai tempat suci bagi kaum-kaumYahudi.

Tembok ratapan Yahudi yang dimaksud tadi adalah tempat yang penting dan dianggap suci oleh orang Yahudi maupun Moslem. Itu merupakan sisa dinding Bait Suci di Yerussalem yang dibangun oleh Raja Salomo (Sulaiman), putra Daud. Bait Suci ini hancur ketika Israel diserbu tentara Romawi pada tahun 70 masehi. Panjang tembok ini mencapai 485 m dan sekarang sisanya hanya berkisar 60 m. Orang Yahudi percaya bahwa tembok ini tidak ikut hancur sebab di situlah berdiam “Shekhinah” (kehadiran ilahi). Jadi, berdoa di situ sama artinya berdo’a kepada Tuhan.

Tembok tersebut dulunya hanya dikenal sebagai tembok barat, tetapi kini disebut “tembok ratapan” karena di situ banyak orang Yahudi yang berdo’a dan meratapi dosa-dosa mereka dengan penuh penyesalan. Selain mengucapkan do’a-do’a, orang Yahudi juga meletakkan do’a mereka yang ditulis pada sepotong kertas yang disisipkan pada celah-celah dinding tersebut.

Sahabat semua pengguna facebook perlu juga lebih mencermati. Kenapa pendiri facebook memberi nama tempat untuk menuliskan status dengan nama “wall/dinding”? Karena dengan nama wall/dinding, sehingga ketika ada yang menuliskan status di wall berisi ratapan, mengeluh, rintihan dan sebagainya, maka jadilah kondisinya sama persis menjadi tembok ratapan.

Ada benarnya, kalau memang facebook ini hanya ada di dunia maya, akan tetapi sadar atau tidak acebook telah mampu meng-Yahudikan kita. Marilah sahabat semua, gunakan facebook dengan baik, sesuai dengan fungsinya, janganlah digunakan untuk berdo’a, meratapi hidup, merintih, mengeluh, yang mana semua itu harusnya kita lakukan pada Tuhan, bukan pada wall facebook. Kalau mau berdo’a, mengeluh atau bahkan meratap harusnya dilakukan di tempat yang tepat, apakah di tempat ibadah, misalnya seperti sholat, dzikir, ibadah lainnya. Jadikanlah facebook menjadi sarana dakwah, berdiskusi berbagi sesuatu yang bermanfaat, berbagi ilmu, berbagi informasi dan berbagi sesuatu yang bermanfaat.

Sekali lagi, gunakanlah facebook sebagaimana mestinya, atau Anda semua adalah Yahudi. Ini hanyalah sebatas renungan, silahkan direnungkan, dan selanjutnya teman-teman semua sendiri yang menentukan. Namun yang menjadi catatan penting buat teman-teman semua dengan setelah merenungkan diri, nantnya tidak lagi mengeluh, meratap, di facebook lagi, baik melalui status, pesan maupun komentar baik secara tersurat maupun tersirat.

Sumber: berbagaisumber.com, wikipedia, al-qur’an, dsb.

1 comment: