IJINKAN AKU MENYAYANGIMU


Bila waktu sudah berjalan, menutup sebuah kemungkinan dan mustahil untuk diharapkan kembali. Sama halnya kata yang terlanjur terucap, maka sangatlah kecil kemungkinan untuk dicabut kembali. Begitulah kenyataan mengharuskan kita untuk berhati-hati dalam hidup ini. Bagaimana hidup ini mampu terasa begitu indah, sesuai dengan apa yang kita inginkan dan kita tujukan. Namun apa yang kita miliki, apa yang kita dapatkan tidak sesuai dengan yang kita harapkan, maka timbullah ketidakpuasan dari kita atas kenyataan yang ada. Namun itu hal yang wajar ada dan harus kita bersyukur atas apa yang diberikan-Nya. Oleh karenanya segala hal haruslah didasari dengan cinta, dimana cinta yang akan menjadikan kita mampu menerima apa adanya bukan ada apanya. Begitulah cinta itu sendiri yang juga memerlukan penerimaan dari kita apa adanya.

Begitpun terjadi kenyataan yang telah digambarkan berbentuk lirik lagu yang diciptakan oleh salah satu musisi yang juga begitu terkenal, yakni Iwan Fals dengan judul “Ijinkan Aku Menyayangimu”. Dengan ketelitian, hati-hati namun tidak harus kita terlambat, seperti pepatah “better late than never”, sesuatu yang dikatakan terlambat belum tentu sesuatu itu bisa diikatakan nihil, namun masih lebih baik terlambat dari pada tidak. Namun yang perlu diperhatikan, meski kita terlambat, kita harusnya mampu untuk mempertanggungjawabkan, sehingga keterlambatan itu tidak akan menjadikan kepesimisan terhadap diri kita.

Begitu pula terhadap cinta, tidak perlu kita menunggu lama, segeralah sampaikan apa yang menjadi perasaan dan keinginan kita, namun juga tidak ada salahnya jika kita lebih tenang, berhati-hati, pelan-pelan, meski menghasilkan sebuah keterlambatan, itu masih ada baiknya meski terlambat. Segeralah sampaikan apa yang menjadi penyumbat hati, keluarkan semua unek-unek kita, dan raihlah apa yang kau inginkan. Itu semua sangatlah membuthkan perjuangan. Masa depan tidak tergantung pada keadaan, begitu pula keadaan tidak harus bergantung pada masa depan, namun waktu yang ada didepan kita, itulah yang harus kita hadapi, namun tanpa melupakan waktu yang telah terlewatkan, dan waktu yang akan datang nanti.

0 komentar:

Post a Comment